SHAHIH AL-BUKHARI
Dalam Pandangan ULAMA
Oleh Ustadz Kholid Syamhudi, L.c حفظه الله
Dalam Pandangan ULAMA
Oleh Ustadz Kholid Syamhudi, L.c حفظه الله
Publication 1434 H/
2013 M
SHAHIH AL-BUKHARI DALAM PANDANGAN ULAMA
Ustadz Kholid Syamhudi, L.c
Sumber: Majalah As-Sunnah, No. 01 Thn. XVI_1433 H_2012 M
SHAHIH AL-BUKHARI DALAM PANDANGAN ULAMA
Ustadz Kholid Syamhudi, L.c
Sumber: Majalah As-Sunnah, No. 01 Thn. XVI_1433 H_2012 M
PENDAHULUAN
Fenomena kemunculan orang-orang yang mengaku sebagai pembaharu dan
intelektual yang menggugat dan merendahkan kedudukan Shahih al-Bukhari, ditambah
lagi dengan ketidaktahuan sebagian kaum Muslimin terhadap sumber rujukan besar
dalam mengenal Islam ini menjadikan masalah ini sangat perlu dipaparkan kepada
khalayak ramai. Apalagi menyebarnya agama syi'ah yang banyak menggugat
dan mempertanyakan hadits-hadits dalam kitab Shahih al-Bukhari, bahkan tidak
mengakuinya sebagai rujukan hadits.
KEDUDUKAN KITAB
SHAHIH AL-BUKHARI
SHAHIH AL-BUKHARI
Kitab yang memiliki nama lengkap al-Jami' ash-Shahih al-Musnad
Min Hadits Rasulillah صلى الله عليه وسلم wa Sunanihi wa Ayydmihi karya al-Imam al-Bukhari dikenal khalayak ramai dengan Shahih
al-Bukhari. Kitab ini memiliki kedudukan tinggi dan penting serta memiliki
kekhususan yang tidak dimiliki karya-karya tulis lainnya. Hampir sernua tempat
yang tersentuh dakwah islam mesti di sana ada kitab Shahih
al-Bukhari.
Kitab ini adalah pendorong penting umat islam untuk menggelari beliau
رحمه الله dengan gelar Imam Muhadditsin dan Amirul
Mukminin dalam hadits, Belum ada karya seorang ulamapun yang mendapatkan
keutamaan dan sambutan seperti kitab Shahih al-Bukhari
ini.
Syaikh Abdussalam al-Mubarakfiiri رحمه الله menyifati kitab ini dengan pernyataan beliau
رحمه الله, "al-Jami' ash-Shahih adalah sebuah kitab
yang seandainya kita berusaha menyusun sejarahnya dan menjelaskannya dari semua
sisi, tentu akan membutuhkan berjilid-jilid kitab yang tebal. (Sirah al-Imam
al-Bukhari hlm. 159).
Sedemikian tinggi dan pentingnya Shahih al-Bukhari ini sehingga
al-'Allamah Ibnu Khaldun رحمه الله menyatakan, "Sungguh aku telah mendengar para guru
kami -Rahimahumullahu- menyatakan, ' Syarah (penjelasan) kitab
al-Bukhari adalah hutang yang ditanggung umat ini. (Muqaddimah ibnu Khaldun
3/1142 Dinukil dari Sirah al-Imam al-Bukhari, hlm. 159)
Ibnu Khaldun adalah seorang ahli sejarah abad ke-8 yang wafat diawal
abad ke-9 dan menyelesaikan kitab Muqaddimahnya pada tahun 779 H. Beliau
رحمه الله menyampaikan pernyataan ini sesuai dengan
pengetahuan yang sampai padanya. Oleh
karena itu Imam Abul Khair as-Sakhawi رحمه الله salah seorang murid imam ibnu Hajar رحمه الله ketika mengomentari kitab Fathul Bari
Syarah Shahih al-Bukhari menyatakan, "Seandainya Ibnu Khaldun yang
menyatakan bahwa Syarah Shahih al-Bukhari hingga sekarang adalah hutang yang
ditanggung umat ini, membaca kitab ini tentu akan senang dan mengakui (hutang)
itu sudah tertunaikan dan cukup" (at-Tabar al-Masbuk, hlm. 231. Lihat
kitab Ibnu Hajar wa Dirasatuhu, karya DR. Syakir Muhammad Abdul Mun'im,
hlm. 323)
Demikianlah kitab Shahih al-Bukhari ini mendapatkan sambutan dari umat
Islam. Kitab ini sebelumnya telah dikritisi dan diteliti oleh para Ulama baik
dimasa beliau masih hidup maupun setelah beliau رحمه الله wafat. Diantara Ulama yang mengkritisi
hadits-hadits yang ada dalam Shahih al-Bukhari adalah al-Imam ad-Daraquthni
رحمه الله dalam kitab at-Tatabbu' wal Ilzamat. Namun
akhirnya umat islam menerimanya sebagai kitab paling Shahih setelah
al-Qur'an.
Imam an-Nawawi رحمه الله mengungkapkan, "Para ulama
-rahimahumullahu- telah sepakat menyatakan bahwa kitab yang paling Shahih
setelah al-Qur'an adalah ash-Shahihain; [yakni] Shahih al-Bukhari dan
Shahih Muslim. Ummat telah menerima keduanya dengan baik. Kitab Shahih
al-Bukhari adalah yang tershahih dari keduanya dan lebih banyak mengandung
faedah dan pengetahuan, baik yang nampak maupun masih samar. Memang benar bahwa
Imam Muslim dahulu termasuk yang mengambil faedah dari al-Bukhari dan mengakui
bahwa al-Bukhari tiada tandingannya dalam ilmu Hadits. Semua yang telah kami
sampaikan berupa tarjih kitab Shahih al-Bukhari adalah madzhab terpilih yang
menjadi pendapat mayoritas Ulama pakar dan ahli dalam masalah-masalah detail
hadits. (al-Minhaj Syarh Shahih Muslim 1/14. Lihat Fiqhud Dakwah min
Shahih al-Bukhari, 1/28)
Pernyataan Imam Nawawi رحمه الله ini sudah cukup untuk menunjukkan betapa tinggi
dan penting kedudukan Shahih al-Bukhari.
Kedudukan ini selain karena izin dan anugrah dari Allah عزّوجلّ, juga tidak lepas dari sebab ketakwaan dan
kehati-hatian beliau رحمه الله dalam memasukkan hadits-hadits ke dalam kitab ini.
Beliau tidak memasukkan satu hadits kecuali setelah mandi dan shalat dua rakaat.
Ini disampaikan Abul Haitsam al-Kasymihani setelah mendengar Muhammad bin Yusuf
al-Farabri رحمه الله menyatakan, "al-Bukhari رحمه الله pernah menyatakan, 'Aku tidak meletakkan satu
hadits dalam kitab as-Shahih kecuali aku mandi sebelumnya dan shalat dua
rakaat. (Hadi as-Sari, Muqaddimah Fathul Bari, hlm.
489)
Syaikh Abdussalam al-Mubarakfuri رحمه الله menyampaikan juga pernyataan orientalis barat
bernama Tomas William Bill yang menyatakan, "Shahih al-Bukhari dimuliakan
melebihi kitab apapun juga setelah al-Qur'an dan dijadikan sandaran dalam urusan
ruhani dan keduniaan."
Tomas juga menyatakan, "Kitab ini tidak hanya memuat wahyu yang turun
kepada Muhammad صلى الله عليه وسلم , ilham, perbuatan dan perkataan beliau saja,
bahkan bersamanya juga berisi tafsir mayoritas bagian yang sulit dalam
al-Qur'an. (lihat Siratul Imam al-Bukhari, hlm.
163)
MASA PENYUSUNANNYA
Al-Imam al-Bukhari رحمه الله telah menyusun kitabnya secara sungguh-sungguh dan
teliti selama enam belas tahun sehingga menjadi seperti yang kita lihat dan baca
hari ini. Kesungguhan dan ketelitian ini disampaikan sendiri oleh Imam
al-Bukhari dan juga dari para Ulama lainnya.
Al-Waraq menyampaikan pernyataan Imam al-Bukhari, "Aku susun kitab
al-Jami' dari enam ratus ribu hadits dalam waktu enam belas tahun."
(Muqaddimah Fathul Bari, hlm. 489). Juga Ibnu Adi menyampaikan berita
dari beberapa guru beliau bahwa Imam al-Bukhari menyusun judul bab dalam
Shahilmya antara kuburan Nabi dengan mimbarnya dan beliau shalat dua rakaat
untuk setiap judul babnya. (Muqaddimah Fathul Bari, hlm.
489).
Demikian juga al-Waraq menceritakan bahwa suatu ketika beliau bersama
Imam al-Bukhari ketika beliau menyusun kitab at-Tafsir (salah satu nama
kitab dalam Shahihnya) dan beliau dapati Imam al-Bukhari shalat di satu malam
hingga lima belas sampai dua puluh kali.
Berita-berita ini menunjukkan kesungguhan dan konsentrasi beliau
رحمه الله dalam menyusun kitab Shahihnya ini. Setelah
tersusun beliau رحمه الله tidak lupa menyampaikanya kepada para guru beliau
untuk dilihat dan dikoreksi serta mengambil arahan dan bimbingan
mereka.
Abu Ja'far al-'Uqaili berkata,
"Ketika al-Bukhari menyusun kitab Shahih, beliau menyerahkannya kepada
Ali Ibnu al-Madini, Ahmad bin Hambal, Yahya bin Ma'in dan yang lainnya. Lalu
mereka menerima kitab tersebut dengan baik dan memastikan keshahihannya kecuali
empat hadits." al-'Uqaili menyatakan, "Yang benar dalam hal ini adalah pendapat
al-Bukhari dan keempat hadits tersebut Shahih. (Muqaddimah Fathul Bari,
hlm. 489)
PERHATIAN ULAMA
TERHADAP KITAB INI1
TERHADAP KITAB INI1
Urgensi kitab Shahih al-Bukhari begitu jelas, sehingga para Ulama sejak
dahulu memberikan perhatian besar, baik dengan membacakan dan mengajarkannya,
meringkasnya atau menulis penjelasan (syarah
)nya.
Semua ini terbukti dengan banyaknya karya tulis seputar kitab Shahih
al-Bukhari. Diantaranya adalah:
1. Mereka yang meringkas kitab
Shahih al-Bukhari:
a. Jamaluddin Ahmad bin Umar
al-Anshari al-Qurthubi, wafat tahun 656 H dalam kitab Mukhtashar Shahih
al-Bukhari
b. Zainuddin Ahmad bin Ahmad bin
Abdillathif asy-Syarji az-Zabidi, wafat tahun 894 H dalam kitab at-Tajrid
ash-Sharih li Ahadits al-Jami' ash-Shahih
c. Abdullah bin Sa'ad bin Abi
Jamrah al-Azdi, wafat tahun 675 H dalam kitab an-Nihayah fi Bad'i al-Khair
wal Ghayah
2. Mereka yang mensyarah judul bab
(Tarajum al-Bab), Diantaranya :
a. Imam Nashiruddin Ahmad bin
al-Munayyir dalam kitab al-Mutawari 'ala Tarajum
al-Bukhari.
b. Muhammad bin Manshur bin
al-Hamamah al-Maghribi dalam kitab Fakku Aghradhi al-Bukhari al-Mubhamah fil
Jam'i bainal Hadits wat Tarjamah
c. Abu Abdillah ibnu Rasyid
as-Sibti dalam kitab Turjaman at-Tarajum
d. Asy-Syah Waliyullahi ad-Dahlawi
dalam kitab Syarah Tarajum Abwab Shahih al-Bukhari.
1. Diambil secara ringkas dari keterangan Syaikh Abdussalam al-Mubarakfuuri
dalam Siratul Imam al-Bukhari dari hlm. 172 - 240
3. Mereka yang mensyarah kitab
Shahih al-Bukhari, diantaranya :
a. Abu Sulaiman Hamd bin Muhammad
al-Busti al-Khathabi (wafat tahun 308 H) dalam kitab I’lam
as-Sunan
b. Muhallab bin Abi Shafrah
al-Azdi (wafat tahun 435 H) dalam kitab Syarh
al-Muhallab
c. Abu Abdillah Muhammad bin
Khalaf al-Murabith (wafat tahun 485 H) dalal kitab Mukhtashar Syarh
al-Muhallab
d. Ibnu Abdilbarr Abu Umar Yusuf
bin Abdillah bin Muhammad bin Abdilbarr (Wafat tahun 463 H) dalam kitab
al-Ajwibah 'ala al-Masa'il al-Musta'ribah Minal Bukhari
e. Abul Hasan Ali bin Khalaf bin
AbdilmalikIbnu Bathal (wafat tahun 449 H) dalam Syarah Ibnu
Bathal
f. Abu Hafsh Umar bin al-Hasan
bin Umar al-Auzi al-Isybili (wafat tahun 460 H) dalam kitab Syarh Shahih
al-Bukhari.
g. Syamsuddin Muhammad bin Yusuf
bin Ali al-Karmani wafat tahun 786 H dalam kitab al-Kawakib
ad-Darari.
h. Sirajuddin Umar bin Ali bin
Ahmad Ibnu al-Mulaqqin wafat tahun 804 H dalam kitab Syawahidut
Taudhih.
i. Burhanuddin Ibrahim bin
Muhammad al-Halabi Sibthi ibni l’Ajmi wafat tahun 837 H dalam kitab at-Talqih
li Fahmil Qari ash-Shahih.
j. al-Hafizh Ibnu Hajar
al-Asqalani wafat tahun 852 H dalam Fathul Bari Syarhu Shahih
al-Bukhari.
k. Abul Hasan Ali bin Husein bin
'Urwah al-Mushili wafat tahun 837 H dalam kitab al-Kawakib as-Sari fi Syarhil
Jami' ash-Shahih lil Bukhari.
l. Badruddin Abu Muhammad Mahmud
bin Ahmad al-Aini wafat tahun 855 H dalam kitab 'Umdatul
Qari.
m. Syihabudin Ahmad bin Muhammad
al-Khathib al-Qusthalani wafat tahun 923 H dalam kitab Irsyadus
Sari.
Demikian selintas perhatian Ulama terhadap kitab Shahih al-Bukhari.
Semoga dapat memotivasi kita untuk mengenal lebih jauh dan mempelajarinya.
Wabillahitaufiq.[]
|
loading...
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa