Bab: Apakah seseorang boleh minta untuk ditawan, dan orang yang tidak mau untuk ditawan, dan shalat dua rakaat saat akan dibunuh
No. Hadist: 2818
حَدَّثَنَا أَبُو الْيَمَانِ أَخْبَرَنَا شُعَيْبٌ عَنْ الزُّهْرِيِّ
قَالَ أَخْبَرَنِي عَمْرُو بْنُ أَبِي سُفْيَانَ بْنِ أَسِيدِ بْنِ جَارِيَةَ
الثَّقَفِيُّ وَهُوَ حَلِيفٌ لِبَنِي زُهْرَةَ وَكَانَ مِنْ أَصْحَابِ أَبِي
هُرَيْرَةَ أَنَّ أَبَا هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ بَعَثَ رَسُولُ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَشَرَةَ رَهْطٍ سَرِيَّةً عَيْنًا
وَأَمَّرَ عَلَيْهِمْ عَاصِمَ بْنَ ثَابِتٍ الْأَنْصَارِيَّ جَدَّ عَاصِمِ بْنِ
عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ فَانْطَلَقُوا حَتَّى إِذَا كَانُوا بِالْهَدَأَةِ وَهُوَ
بَيْنَ عُسْفَانَ وَمَكَّةَ ذُكِرُوا لِحَيٍّ مِنْ هُذَيْلٍ يُقَالُ لَهُمْ بَنُو
لَحْيَانَ فَنَفَرُوا لَهُمْ قَرِيبًا مِنْ مِائَتَيْ رَجُلٍ كُلُّهُمْ رَامٍ
فَاقْتَصُّوا آثَارَهُمْ حَتَّى وَجَدُوا مَأْكَلَهُمْ تَمْرًا تَزَوَّدُوهُ مِنْ
الْمَدِينَةِ فَقَالُوا هَذَا تَمْرُ يَثْرِبَ فَاقْتَصُّوا آثَارَهُمْ فَلَمَّا
رَآهُمْ عَاصِمٌ وَأَصْحَابُهُ لَجَئُوا إِلَى فَدْفَدٍ وَأَحَاطَ بِهِمْ الْقَوْمُ
فَقَالُوا لَهُمْ انْزِلُوا وَأَعْطُونَا بِأَيْدِيكُمْ وَلَكُمْ الْعَهْدُ
وَالْمِيثَاقُ وَلَا نَقْتُلُ مِنْكُمْ أَحَدًا قَالَ عَاصِمُ بْنُ ثَابِتٍ أَمِيرُ
السَّرِيَّةِ أَمَّا أَنَا فَوَاللَّهِ لَا أَنْزِلُ الْيَوْمَ فِي ذِمَّةِ كَافِرٍ
اللَّهُمَّ أَخْبِرْ عَنَّا نَبِيَّكَ فَرَمَوْهُمْ بِالنَّبْلِ فَقَتَلُوا
عَاصِمًا فِي سَبْعَةٍ فَنَزَلَ إِلَيْهِمْ ثَلَاثَةُ رَهْطٍ بِالْعَهْدِ
وَالْمِيثَاقِ مِنْهُمْ خُبَيْبٌ الْأَنْصَارِيُّ وَابْنُ دَثِنَةَ وَرَجُلٌ آخَرُ
فَلَمَّا اسْتَمْكَنُوا مِنْهُمْ أَطْلَقُوا أَوْتَارَ قِسِيِّهِمْ فَأَوْثَقُوهُمْ
فَقَالَ الرَّجُلُ الثَّالِثُ هَذَا أَوَّلُ الْغَدْرِ وَاللَّهِ لَا أَصْحَبُكُمْ
إِنَّ لِي فِي هَؤُلَاءِ لَأُسْوَةً يُرِيدُ الْقَتْلَى فَجَرَّرُوهُ وَعَالَجُوهُ
عَلَى أَنْ يَصْحَبَهُمْ فَأَبَى فَقَتَلُوهُ فَانْطَلَقُوا بِخُبَيْبٍ وَابْنِ
دَثِنَةَ حَتَّى بَاعُوهُمَا بِمَكَّةَ بَعْدَ وَقْعَةِ بَدْرٍ فَابْتَاعَ
خُبَيْبًا بَنُو الْحَارِثِ بْنِ عَامِرِ بْنِ نَوْفَلِ بْنِ عَبْدِ مَنَافٍ
وَكَانَ خُبَيْبٌ هُوَ قَتَلَ الْحَارِثَ بْنَ عَامِرٍ يَوْمَ بَدْرٍ فَلَبِثَ
خُبَيْبٌ عِنْدَهُمْ أَسِيرًا فَأَخْبَرَنِي عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ عِيَاضٍ أَنَّ
بِنْتَ الْحَارِثِ أَخْبَرَتْهُ أَنَّهُمْ حِينَ اجْتَمَعُوا اسْتَعَارَ مِنْهَا
مُوسَى يَسْتَحِدُّ بِهَا فَأَعَارَتْهُ فَأَخَذَ ابْنًا لِي وَأَنَا غَافِلَةٌ
حِينَ أَتَاهُ قَالَتْ فَوَجَدْتُهُ مُجْلِسَهُ عَلَى فَخِذِهِ وَالْمُوسَى
بِيَدِهِ فَفَزِعْتُ فَزْعَةً عَرَفَهَا خُبَيْبٌ فِي وَجْهِي فَقَالَ تَخْشَيْنَ
أَنْ أَقْتُلَهُ مَا كُنْتُ لِأَفْعَلَ ذَلِكَ وَاللَّهِ مَا رَأَيْتُ أَسِيرًا
قَطُّ خَيْرًا مِنْ خُبَيْبٍ وَاللَّهِ لَقَدْ وَجَدْتُهُ يَوْمًا يَأْكُلُ مِنْ
قِطْفِ عِنَبٍ فِي يَدِهِ وَإِنَّهُ لَمُوثَقٌ فِي الْحَدِيدِ وَمَا بِمَكَّةَ مِنْ
ثَمَرٍ وَكَانَتْ تَقُولُ إِنَّهُ لَرِزْقٌ مِنْ اللَّهِ رَزَقَهُ خُبَيْبًا
فَلَمَّا خَرَجُوا مِنْ الْحَرَمِ لِيَقْتُلُوهُ فِي الْحِلِّ قَالَ لَهُمْ
خُبَيْبٌ ذَرُونِي أَرْكَعْ رَكْعَتَيْنِ فَتَرَكُوهُ فَرَكَعَ رَكْعَتَيْنِ ثُمَّ
قَالَ لَوْلَا أَنْ تَظُنُّوا أَنَّ مَا بِي جَزَعٌ لَطَوَّلْتُهَا اللَّهُمَّ
أَحْصِهِمْ عَدَدًا مَا أُبَالِي حِينَ أُقْتَلُ مُسْلِمًا عَلَى أَيِّ شِقٍّ كَانَ
لِلَّهِ مَصْرَعِي وَذَلِكَ فِي ذَاتِ الْإِلَهِ وَإِنْ يَشَأْ يُبَارِكْ عَلَى
أَوْصَالِ شِلْوٍ مُمَزَّعِ فَقَتَلَهُ ابْنُ الْحَارِثِ فَكَانَ خُبَيْبٌ هُوَ
سَنَّ الرَّكْعَتَيْنِ لِكُلِّ امْرِئٍ مُسْلِمٍ قُتِلَ صَبْرًا فَاسْتَجَابَ
اللَّهُ لِعَاصِمِ بْنِ ثَابِتٍ يَوْمَ أُصِيبَ فَأَخْبَرَ النَّبِيُّ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَصْحَابَهُ خَبَرَهُمْ وَمَا أُصِيبُوا وَبَعَثَ نَاسٌ
مِنْ كُفَّارِ قُرَيْشٍ إِلَى عَاصِمٍ حِينَ حُدِّثُوا أَنَّهُ قُتِلَ لِيُؤْتَوْا
بِشَيْءٍ مِنْهُ يُعْرَفُ وَكَانَ قَدْ قَتَلَ رَجُلًا مِنْ عُظَمَائِهِمْ يَوْمَ
بَدْرٍ فَبُعِثَ عَلَى عَاصِمٍ مِثْلُ الظُّلَّةِ مِنْ الدَّبْرِ فَحَمَتْهُ مِنْ
رَسُولِهِمْ فَلَمْ يَقْدِرُوا عَلَى أَنْ يَقْطَعَ مِنْ لَحْمِهِ
شَيْئًا
Telah bercerita kepada kami Abu Al Yaman telah mengabarkan kepada kami Syu'aib dari Az Zuhriy berkata telah mengabarkan kepadaku 'Amru bin Abi Sufyan bin Asid bin Jariyah Ats Tsaqofiy, dia adalah sekutu Bani Zuhroh dan dia termasuk diantara shohabat Abu Hurairah, bahwa Abu Hurairah radliallahu 'anhu berkata; Rasulullah Shallallahu'alaiwasallam mengutus ekspedisi militer dengan
jumlah sepuluh orang sebagai mata-mata dan Beliau angkat 'Ashim bin Tsabit Al
Anshoriy, kakek dari 'Ashim bin 'Umar bin Al Khoththob sebagai pemimpin pasukan
tersebut. Mereka berangkat hingga ketika sampai di Al Hada', suatu tempat antara
'Ushfan dan Makkah, keberadaan mereka diceritakan kepada penduduk dari suku
Hudzail yang biasa disebut dengan Banu Lahyan. Maka suku ini mengerahkan hampir
dua Ratus orang yang kesemuanya ahli memanah. Mereka pun mencari jejak
keberadaan anggota ekspedisi militer muslimin. Ketika melihat mereka, 'Ashim dan
pasukannya bersembunyi di balik bukit kecil (fad-fad). Namun suku itu langsung
mengepung mereka dan berseru: "Turun dan serahkanlah kepada kami apa yang ada
ditangan kalian. Bagi kalian ada jaminan dan perjanjian agar kami tidak membunuh
seorangpun dari kalian". 'Ashim bin Tsabit, sebagai pemimpin ekspedisi militer
itu berkata: "Adapun aku, demi Allah, tidak akan mau turun dengan jaminan orang
kafir. Ya Allah, beritahukanlah keadaan kami kepada Nabi-Mu". Maka suku itu
menyerang mereka dengan anak panah hingga mereka dapat membunuh 'Ashim beserta
tujuh orang anak buahnya. Akhirnya tiga orang anggota ekspedisi yang masih hidup
turun dengan menyetujui jaminan dan perjanjian. Diantara mereka ada Khubaib Al
Anshoriy dan Ibnu Datsinah serta seorang lagi. (Setelah ketiganya turun) mereka
menangkapnya dan melepas tali busur panah mereka untuk mengikat ketiganya. Orang
ketiga berkata: "Ini merupakan awal pengkhiyanatan. Demi Allah, aku tidak akan
mengikuti kalian. Sungguh mereka bagiku sebagai teladan". Yang dia maksud adalah
shohabat mereka yang sudah terbunuh. Maka mereka menyeretnya dan memaksanya agar
mengikuti mereka namun dia menolaknya hingga akhirnya mereka membunuhnya.
Kemudian mereka berangkat dengan membawa Khubaib dan Ibnu Datsinah hingga
akhirnya mereka menjual keduanya di Makkah sesudah peristiwa perang Badar.
Khubaib dibeli oleh Banu Al Harits bin 'Amir bin Nawfal bin 'Abdu Manaf.
Sebelumnya Khubaib adalah orang yang telah membunuh Al Harits bin 'Amir saat
perang Badar. Maka jadilah Khubaib di tangan mereka sebagai
tawanan. 'Ubaidullah bin 'Iyadl mengabarkan kepadaku bahwa putri dari Al Harits (Zainab) mengabarkan kepadanya bahwa,
ketika mereka bersepakat (untuk membunuh Khubaib), Khubaib meminjam (kepada Zainab) sebilah pisau cukur untuk
mencukur bulu kemaluannya maka dia meminjamkannya. Kemudian Khubaib mengambil
anakku saat aku lengah, itu karena anakku menghampirinya. (Zainab) berkata: "Aku
dapati anakku sedang dipangku olehnya sedangkan dia (Khubaib) sambil memegang
pisau cukur. Aku sungguh terperanjat seketika itu". Khubaib mengetahui
keterperanjatanku pada wajahku, maka dia berkata: "Kamu khawatir bila aku akan
membunuhnya?. Sungguh aku tidak akan melakukannya". (Zainab berkata); Sungguh
demi Allah, belum pernah aku melihat ada seorang tawanan sebaik Khubaib. Demi
Allah, aku pernah mendapatkan dia pada suatu hari sedang memakan buah anggur di
tangannya padahal tangannya sedang dibelenggu dengan besi dan juga di Makkah
saat itu bukan musimnya buah-buahan". Dia berkata: "Sungguh itu merupakan rezeki
dari Allah yang Dia berikan kepada Khubaib". Ketika mereka hendak keluar dari
tanah Harom untuk membunuh Khubaib di daerah halal, Khubaib berkata kepada
mereka: "Biarkanlah aku untuk melaksanakan sholat dua roka'at". Maka mereka
mempersilakanhya. Maka Khubaib sholat dua Raka'at kemudian berkata: "Seandainya
bukan karena kalian akan mengira aku takut tentu aku akan memanjangkan sholatku
ini. Ya Allah, binasakanlah mereka semuanya". (Kemduaian dia bersya'ir); "Aku
tidak peduli selagi aku dibunuh sebagai muslim # Dibagian tubuh manakah diriku
terbunuh jalan Allah". # "Semuanya itu pastilah ada balasan disisi AIlah # jika
Dia berkendak, Dia memberkahi pada daging tercabik-cabik". Akhirnya Ibnu Al
Harits membunuhnya. Dan Khubaib adalah orang pertama yang mencontohkan sholat
dua roka'at bagi setiap muslim yang akan dibunuh sebagai wujud keshabaran. Dan
Allah mengabulkan do'a 'Ashim bin Tsabit pada saat dia dibunuh. Lalu Nabi
Shallallahu'alaihiwasallam mengabarkan kepada para shohabat Beliau tentang
berita mereka dan musibah yang mereka alami. (Saat kematian 'Ashim) orang-orang
kafir Quraisy mengirim orang mendatangi 'Ashim dan mengabarkan bahwa dia telah
dibunuh agar mereka datang mengambil sesuatu dari bagian jasad 'Ashim agar
mereka dapat mengenalinya. Sebelumnya 'Ashim memang telah membunuh seorang dari
pembesar mereka saat perang Badar. (Ketika mereka hendak membalaskan dendam
kepada 'Ashim), Allah mengirim kepada 'Ashim pasukan lebah yang melindunginya
dari para utusan kafir Quroisy sehingga mereka tidak mampu untuk mengambil
secuilpun daging dari jasad 'Ashim.
loading...
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa