Bab: Jika menanam dengan harta milik suatu kaum tanpa izin mereka, sementara dalam tindakan tersebut ada kemaslahatan bagi mereka
No. Hadist: 2165
حَدَّثَنَا إِبْرَاهِيمُ بْنُ الْمُنْذِرِ حَدَّثَنَا أَبُو ضَمْرَةَ
حَدَّثَنَا مُوسَى بْنُ عُقْبَةَ عَنْ نَافِعٍ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ
رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ
بَيْنَمَا ثَلَاثَةُ نَفَرٍ يَمْشُونَ أَخَذَهُمْ الْمَطَرُ فَأَوَوْا إِلَى غَارٍ
فِي جَبَلٍ فَانْحَطَّتْ عَلَى فَمِ غَارِهِمْ صَخْرَةٌ مِنْ الْجَبَلِ
فَانْطَبَقَتْ عَلَيْهِمْ فَقَالَ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ انْظُرُوا أَعْمَالًا
عَمِلْتُمُوهَا صَالِحَةً لِلَّهِ فَادْعُوا اللَّهَ بِهَا لَعَلَّهُ يُفَرِّجُهَا
عَنْكُمْ قَالَ أَحَدُهُمْ اللَّهُمَّ إِنَّهُ كَانَ لِي وَالِدَانِ شَيْخَانِ
كَبِيرَانِ وَلِي صِبْيَةٌ صِغَارٌ كُنْتُ أَرْعَى عَلَيْهِمْ فَإِذَا رُحْتُ
عَلَيْهِمْ حَلَبْتُ فَبَدَأْتُ بِوَالِدَيَّ أَسْقِيهِمَا قَبْلَ بَنِيَّ وَإِنِّي
اسْتَأْخَرْتُ ذَاتَ يَوْمٍ فَلَمْ آتِ حَتَّى أَمْسَيْتُ فَوَجَدْتُهُمَا نَامَا
فَحَلَبْتُ كَمَا كُنْتُ أَحْلُبُ فَقُمْتُ عِنْدَ رُءُوسِهِمَا أَكْرَهُ أَنْ
أُوقِظَهُمَا وَأَكْرَهُ أَنْ أَسْقِيَ الصِّبْيَةَ وَالصِّبْيَةُ يَتَضَاغَوْنَ
عِنْدَ قَدَمَيَّ حَتَّى طَلَعَ الْفَجْرُ فَإِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنِّي
فَعَلْتُهُ ابْتِغَاءَ وَجْهِكَ فَافْرُجْ لَنَا فَرْجَةً نَرَى مِنْهَا السَّمَاءَ
فَفَرَجَ اللَّهُ فَرَأَوْا السَّمَاءَ وَقَالَ الْآخَرُ اللَّهُمَّ إِنَّهَا
كَانَتْ لِي بِنْتُ عَمٍّ أَحْبَبْتُهَا كَأَشَدِّ مَا يُحِبُّ الرِّجَالُ
النِّسَاءَ فَطَلَبْتُ مِنْهَا فَأَبَتْ عَلَيَّ حَتَّى أَتَيْتُهَا بِمِائَةِ
دِينَارٍ فَبَغَيْتُ حَتَّى جَمَعْتُهَا فَلَمَّا وَقَعْتُ بَيْنَ رِجْلَيْهَا
قَالَتْ يَا عَبْدَ اللَّهِ اتَّقِ اللَّهَ وَلَا تَفْتَحْ الْخَاتَمَ إِلَّا
بِحَقِّهِ فَقُمْتُ فَإِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنِّي فَعَلْتُهُ ابْتِغَاءَ وَجْهِكَ
فَافْرُجْ عَنَّا فَرْجَةً فَفَرَجَ وَقَالَ الثَّالِثُ اللَّهُمَّ إِنِّي
اسْتَأْجَرْتُ أَجِيرًا بِفَرَقِ أَرُزٍّ فَلَمَّا قَضَى عَمَلَهُ قَالَ أَعْطِنِي
حَقِّي فَعَرَضْتُ عَلَيْهِ فَرَغِبَ عَنْهُ فَلَمْ أَزَلْ أَزْرَعُهُ حَتَّى
جَمَعْتُ مِنْهُ بَقَرًا وَرَاعِيَهَا فَجَاءَنِي فَقَالَ اتَّقِ اللَّهَ فَقُلْتُ
اذْهَبْ إِلَى ذَلِكَ الْبَقَرِ وَرُعَاتِهَا فَخُذْ فَقَالَ اتَّقِ اللَّهَ وَلَا
تَسْتَهْزِئْ بِي فَقُلْتُ إِنِّي لَا أَسْتَهْزِئُ بِكَ فَخُذْ فَأَخَذَهُ فَإِنْ
كُنْتَ تَعْلَمُ أَنِّي فَعَلْتُ ذَلِكَ ابْتِغَاءَ وَجْهِكَ فَافْرُجْ مَا بَقِيَ
فَفَرَجَ اللَّهُ قَالَ أَبُو عَبْد اللَّهِ وَقَالَ إِسْمَاعِيلُ بْنُ
إِبْرَاهِيمَ بْنِ عُقْبَةَ عَنْ نَافِعٍ فَسَعَيْتُ
Telah menceritakan kepada kami Ibrahim bin Al Mundzir telah menceritakan kepada kami Abu Dhamrah telah menceritakan kepada kami Musa bin 'Uqbah dari Nafi' dari 'Abdullah bin 'Umar radliallahu 'anhuma dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berkata: "Ada tiga orang yang sedang
bepergian lalu hujan turun hingga akhirnya mereka masuk ke dalam gua pada suatu
gunung. Lalu sebuah batu yang jatuh dari gunung di depan mulut gua sehingga
menutupi mereka. Satu sama lain diantara berkata; Perhatikanlah amal amal yang
pernah kalian amalkan semata karena Allah lalu berdoalah dengan perantaraan amal
amal tersebut semoga Allah Ta'ala berkenan membukakan batu tersebut untuk
kalian. Seorang diantara mereka berkata; "Ya Allah, aku memiliki kedua orangtua
yang sudah renta dan aku juga mempunyai anak yang masih kecil dimana aku
mengembalakan hewan untuk makan minum mereka. Apabila aku sudah selesai aku
memeras susu dan aku mulai memberikan susu tersebut untuk kedua orang tua, aku
mendahuluinya untuk kedua orangtuaku sebelum anakku. Pada suatu hari aku
terlambat pulang hingga malam dan aku dapati kedanya sudah tertidur. Maka aku
mencoba menawarkan susu kepada keduanya, aku hampiri di dekat keduanya dan aku
khawatir dapat membangunkannya dan aku juga tidak mau memberikan susu ini untuk
anak kecilku padahal dia sedang menangis dibawah kakiku meminta minum hingga
terbit fajar. Ya Allah seandainya Engkau mengetahui apa yang aku kerjakan itu
semata mencari ridhoMu, maka bukakanlah celah batu ini sehingga dari nya kami
dapat melihat matahari. Maka Allah membukakan batu itu hinga mereka sedikit
dapat melihat matahari". Kemudian berkata, yang lain: "Ya Allah, bersamaku ada
putri pamanku yang merupakan orang yang paling aku cintai sebagaimana umumnya
laki-laki mencintai wanita. Suatu hari aku menginginkannya namun dia menolak aku
hingga kemudian aku datang kepadanya denagn membawa seratus dua puluh dinar agar
aku bisa berbuat mesum dan menyetubuinya. Ketika aku sudah berada diantara kedua
kakinya dia berkata; "Wahai 'Abdullah, bertaqwalah kepada Allah dan janganlah
kamu renggut keperawanan kecuali dengan cara yang haq. Maka bangkit. Ya Allah
seandainya Engkau mengetahui apa yang aku kerjakan itu semata mencari ridhoMu,
maka bukakanlah celah pintu gua ini untuk kami. Maka batu itu kembali terbuka.
Kemudian orang yang ketiga berkata: Ya Allah aku pernah memperkerjakan orang
pada ladang padi. Ketika sudah selesai dia meminta upahnya, aku memberikannya
namun dia enggan menerimanya. Sejak itu aku meneruskan bertani, hingga aku dapat
mengumpulkan harta yang banyak dari hasil yang aku kembangkan tersebut orang itu
datang kepadaku lalu berkata "Bertaqwalah kamu kepada Allah". Aku katakan:
"Pergilah lihat sapi itu beserta pengembalanya dan ambillah". Dia berkata:
"Bertaqwalah kepada Allah dan jangan mengolok-olok aku!" Aku katakan: "Aku tidak
mengolok-olok kamu, ambillah. Maka dia mengambilnya. Jika aku kerjakan itu
semata mencari ridhoMu, maka bukakanlah celah batu gua yang masih tersisa". Maka
Allah membukakannya. Berkata, Abu 'Abdullah dan berkata, Isma'il bin Ibrahim bin 'Uqbah dari
Nafi': makna Fabagha itu maksudnya fasa'a itu (Aku bersungguh-sunguh untuk
menyetubuinya).
loading...
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa