No. Hadist: 3100
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ كَثِيرٍ أَخْبَرَنَا سُفْيَانُ حَدَّثَنَا
الْمُغِيرَةُ بْنُ النُّعْمَانِ قَالَ حَدَّثَنِي سَعِيدُ بْنُ جُبَيْرٍ عَنْ ابْنِ
عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَاعَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّكُمْ مَحْشُورُونَ حُفَاةً عُرَاةً غُرْلًا ثُمَّ
قَرَأَ} كَمَا بَدَأْنَا أَوَّلَ خَلْقٍ نُعِيدُهُ وَعْدًا عَلَيْنَا إِنَّا
كُنَّا فَاعِلِينَ {وَأَوَّلُ مَنْ يُكْسَى يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِبْرَاهِيمُ وَإِنَّ
أُنَاسًا مِنْ أَصْحَابِي يُؤْخَذُ بِهِمْ ذَاتَ الشِّمَالِ فَأَقُولُ أَصْحَابِي
أَصْحَابِي فَيَقُولُ إِنَّهُمْ لَمْ يَزَالُوا مُرْتَدِّينَ عَلَى أَعْقَابِهِمْ
مُنْذُ فَارَقْتَهُمْ فَأَقُولُ كَمَا قَالَ الْعَبْدُ الصَّالِحُ{ وَكُنْتُ عَلَيْهِمْ
شَهِيدًا مَا دُمْتُ فِيهِمْ فَلَمَّا تَوَفَّيْتَنِي إِلَى قَوْلِهِ الْعَزِيزُ
الْحَكِيمُ }
Telah
bercerita kepada kami Muhammad bin Katsir telah mengabarkan kepada kami Sufyan
telah bercerita kepada kami Al Mughirah bin an-Nu'man berkata telah bercerita
kepadaku Sa'id bin Jubair dari Ibnu 'Abbas radliallahu 'anhuma dari Nabi
shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya kalian akan dikumpulkan
(pada hari qiyamat) dalam keadaan telanjang dan tidak dikhitan". Lalu Beliau
membaca firman Allah QS al-Anbiya' ayat 104 yang artinya ("Sebagaimana Kami
telah memulai penciptaan yang pertama, begitulah Kami akan mengulanginya. Itulah
suatu janji yang pasti dari Kami. Sesungguhnya Kamilah yang akan
melaksanakannya"). Dan orang yang pertama kali diberikan pakaian pada hari
qiyamat adalah Nabi Ibrahim 'Alaihissalam dan ada segolongan orang dari
sahabatku yang akan diculik dari arah kiri lalu aku katakan: "Itu Sahabatku, Itu
sahabatku". Maka Allah Ta'ala berfirman: "Sesungguhnya mereka menjadi murtad
sepeninggal kamu". Aku katakan sebagaimana ucapan hamba yang shalih (firman
Allah dalam QS al-Maidah ayat 117 - 118 yang artinya ("Dan aku menjadi saksi
atas mereka selagi aku bersama mereka. Namun setelah Engkau mewafatkan aku…)
hingga firman-Nya (….Engkau Maha Perkasa lagi Maha
bijaksana").
No. Hadist: 3101
حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيلُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ أَخْبَرَنِي أَخِي
عَبْدُ الْحَمِيدِ عَنْ ابْنِ أَبِي ذِئْبٍ عَنْ سَعِيدٍ الْمَقْبُرِيِّ عَنْ أَبِي
هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُعَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ قَالَ يَلْقَى إِبْرَاهِيمُ أَبَاهُ آزَرَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَعَلَى
وَجْهِ آزَرَ قَتَرَةٌ وَغَبَرَةٌ فَيَقُولُ لَهُ إِبْرَاهِيمُ أَلَمْ أَقُلْ لَكَ
لَا تَعْصِنِي فَيَقُولُ أَبُوهُ فَالْيَوْمَ لَا أَعْصِيكَ فَيَقُولُ إِبْرَاهِيمُ
يَا رَبِّ إِنَّكَ وَعَدْتَنِي أَنْ لَا تُخْزِيَنِي يَوْمَ يُبْعَثُونَ فَأَيُّ
خِزْيٍ أَخْزَى مِنْ أَبِي الْأَبْعَدِ فَيَقُولُ اللَّهُ تَعَالَى إِنِّي
حَرَّمْتُ الْجَنَّةَ عَلَى الْكَافِرِينَ ثُمَّ يُقَالُ يَا إِبْرَاهِيمُ مَا
تَحْتَ رِجْلَيْكَ فَيَنْظُرُ فَإِذَا هُوَ بِذِيخٍ مُلْتَطِخٍ فَيُؤْخَذُ
بِقَوَائِمِهِ فَيُلْقَى فِي النَّارِ
Telah
bercerita kepada kami Isma'il bin 'Abdullah berkata telah mengabarkan kepadaku
saudaraku, 'Abdul Hamid dari Ibnu Abi Dza'bi dari Sa'id Al Maqburiy dari Abu
Hurairah radliallahu 'anhu dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
"Nabi Ibrahim Aalaihissalam bertemu dengan ayahnya, Azar, pada hari qiyamat.
Ketika itu wajah Azar ada debu hitam lalu Ibrahim berkata kepada bapaknya:
"Bukankah aku sudah katakan kepada ayah agar ayah tidak menentang aku?".
Bapaknya berkata; "Hari ini aku tidak akan menentangmu?" Kemudian Ibrahim
berkata; "Wahai Rabb, Engkau sudah berjanji kepadaku untuk tidak menghinakan aku
pada hari berbangkit. Lalu kehinaan apalagi yang lebih hina dari pada keberadaan
bapakku yang jauh (dariku)?". Allah Ta'ala berfirman: "Sesungguhnya Aku
mengharamkan surga bagi orang-orang kafir". Lalu dikatakan kepada Ibrahim;
"Wahai Ibrahim, apa yang ada di kedua telapak kakimu?". Maka Ibrahim melihatnya
yang ternyata ada seekor anjing hutan yang kotor. Maka anjing itu diambil
kakinya lalu dibuang ke neraka".
No. Hadist: 3102
حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ سُلَيْمَانَ قَالَ حَدَّثَنِي ابْنُ وَهْبٍ
قَالَ أَخْبَرَنِي عَمْرٌو أَنَّ بُكَيْرًا حَدَّثَهُ عَنْ كُرَيْبٍ مَوْلَى ابْنِ
عَبَّاسٍ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَدَخَلَ النَّبِيُّ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْبَيْتَ فَوَجَدَ فِيهِ صُورَةَ إِبْرَاهِيمَ
وَصُورَةَ مَرْيَمَ فَقَالَ أَمَا لَهُمْ فَقَدْ سَمِعُوا أَنَّ الْمَلَائِكَةَ لَا
تَدْخُلُ بَيْتًا فِيهِ صُورَةٌ هَذَا إِبْرَاهِيمُ مُصَوَّرٌ فَمَا لَهُ
يَسْتَقْسِمُ
Telah
bercerita kepada kami Yahya bin Sulaiman berkata telah bercerita kepadaku Ibnu
Wahb berkata telah bercerita kepadaku 'Amru bahwa Bukair bercerita kepadanya
dari Kuraib, maula Ibnu 'Abbas dari Ibnu 'Abbas radliallahu 'anhu berkata;
"Nabi shallallahu 'alaihi wasallam masuk kedalam al-Bait (Ka'bah) dan Beliau
dapatkan patung Nabi Ibrahim dan patung Maryam, maka Beliau bersabda: "Tidakkah
mereka mendengar bahwa malaikat tidak akan masuk ke dalam rumah yang di dalamnya
ada gambar (patung)?. Ini patung Ibrahim (yang diperlambangkan seseorang yang
hobi mengundi nasib) padahal dia tidak pernah (mengajarkan) mengundi nasib
(dengan melempar anak panah) ".
No. Hadist: 3103
حَدَّثَنَا إِبْرَاهِيمُ بْنُ مُوسَى أَخْبَرَنَا هِشَامٌ عَنْ مَعْمَرٍ
عَنْ أَيُّوبَ عَنْ عِكْرِمَةَ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَاأَنَّ
النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَمَّا رَأَى الصُّوَرَ فِي
الْبَيْتِ لَمْ يَدْخُلْ حَتَّى أَمَرَ بِهَا فَمُحِيَتْ وَرَأَى إِبْرَاهِيمَ
وَإِسْمَاعِيلَ عَلَيْهِمَا السَّلَام بِأَيْدِيهِمَا الْأَزْلَامُ فَقَالَ
قَاتَلَهُمْ اللَّهُ وَاللَّهِ إِنْ اسْتَقْسَمَا بِالْأَزْلَامِ قَطُّ
Telah
bercerita kepada kami Ibrahim bin Musa telah mengabarkan kepada kami Hisyam dari
Ma'mar telah mengabarkan kepada kami Ayyub dari 'Ikrimah dari Ibnu 'Abbas
radliallahu 'anhuma bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam ketika melihat
patung di dalam al-Bait (Ka'bah) Beliau tidak memasukinya hingga Beliau
perintahkan agar dibersihkan. Dan Beliau melihat ada patung Nabi Ibrahim dan
Isma'il yang pada tangan keduanya ada azlam (anak panah), maka Beliau bersabda:
"Semoga Allah membinasakan mereka. Demi Allah keduanya sama sekali tidak pernah
(mengajarkan) mengundi nasib (dengan melempar anak panah)
".
No. Hadist: 3104
حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ
سَعِيدٍ حَدَّثَنَا عُبَيْدُ اللَّهِ قَالَ حَدَّثَنِي سَعِيدُ بْنُ أَبِي سَعِيدٍ
عَنْ أَبِيهِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُقِيلَ يَا رَسُولَ
اللَّهِ مَنْ أَكْرَمُ النَّاسِ قَالَ أَتْقَاهُمْ فَقَالُوا لَيْسَ عَنْ هَذَا
نَسْأَلُكَ قَالَ فَيُوسُفُ نَبِيُّ اللَّهِ ابْنُ نَبِيِّ اللَّهِ ابْنِ نَبِيِّ
اللَّهِ ابْنِ خَلِيلِ اللَّهِ قَالُوا لَيْسَ عَنْ هَذَا نَسْأَلُكَ قَالَ فَعَنْ
مَعَادِنِ الْعَرَبِ تَسْأَلُونِ خِيَارُهُمْ فِي الْجَاهِلِيَّةِ خِيَارُهُمْ فِي
الْإِسْلَامِ إِذَا فَقُهُواقَالَ أَبُو أُسَامَةَ وَمُعْتَمِرٌ عَنْ عُبَيْدِ
اللَّهِ عَنْ سَعِيدٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
Telah bercerita kepada kami 'Ali bin
'Abdullah
telah bercerita kepada kami Yahya bin
Sa'id telah
bercerita kepada kami 'Ubaidullah berkata telah bercerita kepadaku Sa'id bin Abi
Sa'id dari
Bapaknya dari Abu Hurairah radliallahu 'anhu; " Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam ditanya; "Wahai Rasulullah, siapakah manusia yang paling mulia?".
Beliau menjawab: "Orang yang paling taqwa". Mereka berkata; "Bukan itu yang kami
tanyakan". Beliau berkata: "Kalau begitu Yusuf Nabi Allah, putra dari Nabi Allah
putra Khalilullah (kekasih Allah, Ibrahim Alaihissalam) ". Mereka berkata lagi;
"Bukan itu yang kami tanyakan". Beliau berkata: "Apakah yang kalian maksudkan
tentang kalangan bangsa Arab?. Orang yang terbaik di zaman Jahiliyyah akan
menjadi yang terbaik pula di masa Islam jika mereka memahami Islam".
Abu
Usamah dan
Mu'tamir berkata dari 'Ubaidullah dari Sa'id dari Abu Hurairah radliallahu 'anhu dari Nabi shallallahu 'alaihi
wasallam.
No. Hadist: 3105
حَدَّثَنَا مُؤَمَّلٌ حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيلُ حَدَّثَنَا عَوْفٌ
حَدَّثَنَا أَبُو رَجَاءٍ حَدَّثَنَا سَمُرَةُ قَالَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَتَانِي اللَّيْلَةَ آتِيَانِ فَأَتَيْنَا عَلَى
رَجُلٍ طَوِيلٍ لَا أَكَادُ أَرَى رَأْسَهُ طُولًا وَإِنَّهُ إِبْرَاهِيمُ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
Telah
bercerita kepada kami Mu'ammal telah bercerita kepada kami Isma'il telah
bercerita kepada kami 'Auf telah bercerita kepada kami Abu Raja' telah bercerita
kepada kami Samurah berkata, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
bersabda: "Tadi malam datang kepadaku dua orang (yang membawaku) lalu kami
melihat seseorang yang tinggi hampir aku tidak dapat melihat kepalanya karena
teramat tingginya. Dialah Nabi Ibrahim shallallahu 'alaihi
wasallam".
No. Hadist: 3106
حَدَّثَنِي بَيَانُ بْنُ عَمْرٍو حَدَّثَنَا النَّضْرُ أَخْبَرَنَا
ابْنُ عَوْنٍ عَنْ مُجَاهِدٍ أَنَّهُ سَمِعَ ابْنَ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ
عَنْهُمَاوَذَكَرُوا لَهُ الدَّجَّالَ بَيْنَ عَيْنَيْهِ مَكْتُوبٌ كَافِرٌ أَوْ ك
ف ر قَالَ لَمْ أَسْمَعْهُ وَلَكِنَّهُ قَالَ أَمَّا إِبْرَاهِيمُ فَانْظُرُوا
إِلَى صَاحِبِكُمْ وَأَمَّا مُوسَى فَجَعْدٌ آدَمُ عَلَى جَمَلٍ أَحْمَرَ مَخْطُومٍ
بِخُلْبَةٍ كَأَنِّي أَنْظُرُ إِلَيْهِ انْحَدَرَ فِي الْوَادِي
Telah
bercerita kepada kami Bayan bin 'Amru telah bercerita kepada kami an-Nadlar
telah mengabarkan kepada kami Ibnu 'Aun dari Mujahid bahwa dia mendengar Ibnu
'Abbas RA ketika orang-orang menyebut tentang ad-Dajjal bahwasanya Beliau
shallallahu 'alaihi wasallam menceritakan bahwa diantara kedua mata ad-Dajjal
tertulis kata "kafir" atau ada huruf kaaf, faa' dan Raa (Kaaf-Faa-Ro). Maka Ibnu
'Abbas radliallahu 'anhuma berkata: "Aku belum pernah mendengarnya. Akan tetapi
Beliau bersabda: "Adapun Ibrahim, maka lihatlah pada shahabatnu ini (maksudnya
diri Beliau shallallahu 'alaihi wasallam) sedangkan Musa 'Alaihissalam, berbadan
tegap dan kuat, berkulit sawo matang seperti ekor unta berwarna merah yang
diberi cap dengan daun anggur. Seolah aku melihatnya ketika menuruni lembah
sambil bertalbiyah".
No. Hadist: 3107
حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيدٍ حَدَّثَنَا مُغِيرَةُ بْنُ عَبْدِ
الرَّحْمَنِ الْقُرَشِيُّ عَنْ أَبِي الزِّنَادِ عَنْ الْأَعْرَجِ عَنْ أَبِي
هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اخْتَتَنَ إِبْرَاهِيمُ عَلَيْهِ السَّلَام وَهُوَ ابْنُ
ثَمَانِينَ سَنَةً بِالْقَدُّومِحَدَّثَنَا أَبُو الْيَمَانِ أَخْبَرَنَا شُعَيْبٌ
حَدَّثَنَا أَبُو الزِّنَادِ وَقَالَ بِالْقَدُومِ مُخَفَّفَةً تَابَعَهُ عَبْدُ
الرَّحْمَنِ بْنُ إِسْحَاقَ عَنْ أَبِي الزِّنَادِ تَابَعَهُ عَجْلَانُ عَنْ أَبِي
هُرَيْرَةَ وَرَوَاهُ مُحَمَّدُ بْنُ عَمْرٍو عَنْ أَبِي سَلَمَةَ
Telah
bercerita kepada kami Qutaibah bin Sa'id telah bercerita kepada kami Mughirah
bin 'Abdur Rahman Al Qurasiy dari Abu Az Zanad dari Al A'raj dari Abu Hurairah
radliallahu 'anhu berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
"Nabi Ibrahim 'Alaihissalam dikhitan saat Beliau berusia delapan puluh tahun
dengan menggunakan kapak". Telah bercerita kepada kami Abu Al Yaman telah
mengabarkan kepada kami Syu'aib telah bercerita kepada kami Abu Az Zanad. Dan
dia berkata: "Dengan kapak yang ringan". Hadits ini juga diikuti oleh
'Abdur Rahman bin Ishaq dari Abu Az Zanad dan diikuti oleh 'Ajlan dari Abu
Hurairah radliallahu 'anhu. Dan diriwayatkan pula oleh Muhammad bin 'Amru dari
Abu Salamah.
No. Hadist: 3108
حَدَّثَنَا سَعِيدُ بْنُ تَلِيدٍ الرُّعَيْنِيُّ أَخْبَرَنَا ابْنُ
وَهْبٍ قَالَ أَخْبَرَنِي جَرِيرُ بْنُ حَازِمٍ عَنْ أَيُّوبَ عَنْ مُحَمَّدٍ عَنْ
أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَمْ يَكْذِبْ إِبْرَاهِيمُ إِلَّا ثَلَاثًا حَدَّثَنَا
مُحَمَّدُ بْنُ مَحْبُوبٍ حَدَّثَنَا حَمَّادُ بْنُ زَيْدٍ عَنْ أَيُّوبَ عَنْ
مُحَمَّدٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَلَمْ يَكْذِبْ
إِبْرَاهِيمُ عَلَيْهِ السَّلَام إِلَّا ثَلَاثَ كَذَبَاتٍ ثِنْتَيْنِ مِنْهُنَّ
فِي ذَاتِ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ قَوْلُهُ} إِنِّي سَقِيمٌ {وَقَوْلُهُ} بَلْ فَعَلَهُ كَبِيرُهُمْ هَذَا {وَقَالَ بَيْنَا هُوَ ذَاتَ يَوْمٍ وَسَارَةُ إِذْ أَتَى عَلَى جَبَّارٍ
مِنْ الْجَبَابِرَةِ فَقِيلَ لَهُ إِنَّ هَا هُنَا رَجُلًا مَعَهُ امْرَأَةٌ مِنْ
أَحْسَنِ النَّاسِ فَأَرْسَلَ إِلَيْهِ فَسَأَلَهُ عَنْهَا فَقَالَ مَنْ هَذِهِ
قَالَ أُخْتِي فَأَتَى سَارَةَ قَالَ يَا سَارَةُ لَيْسَ عَلَى وَجْهِ الْأَرْضِ
مُؤْمِنٌ غَيْرِي وَغَيْرَكِ وَإِنَّ هَذَا سَأَلَنِي فَأَخْبَرْتُهُ أَنَّكِ
أُخْتِي فَلَا تُكَذِّبِينِي فَأَرْسَلَ إِلَيْهَا فَلَمَّا دَخَلَتْ عَلَيْهِ
ذَهَبَ يَتَنَاوَلُهَا بِيَدِهِ فَأُخِذَ فَقَالَ ادْعِي اللَّهَ لِي وَلَا
أَضُرُّكِ فَدَعَتْ اللَّهَ فَأُطْلِقَ ثُمَّ تَنَاوَلَهَا الثَّانِيَةَ فَأُخِذَ
مِثْلَهَا أَوْ أَشَدَّ فَقَالَ ادْعِي اللَّهَ لِي وَلَا أَضُرُّكِ فَدَعَتْ
فَأُطْلِقَ فَدَعَا بَعْضَ حَجَبَتِهِ فَقَالَ إِنَّكُمْ لَمْ تَأْتُونِي
بِإِنْسَانٍ إِنَّمَا أَتَيْتُمُونِي بِشَيْطَانٍ فَأَخْدَمَهَا هَاجَرَ فَأَتَتْهُ
وَهُوَ قَائِمٌ يُصَلِّي فَأَوْمَأَ بِيَدِهِ مَهْيَا قَالَتْ رَدَّ اللَّهُ كَيْدَ
الْكَافِرِ أَوْ الْفَاجِرِ فِي نَحْرِهِ وَأَخْدَمَ هَاجَرَ قَالَ أَبُو
هُرَيْرَةَ تِلْكَ أُمُّكُمْ يَا بَنِي مَاءِ السَّمَاءِ
Telah
bercerita kepada kami Sa'id bin Talisd ar-Ru'ainiy telah mengabarkan kepada kami
Ibnu Wahb berkata telah mengabarkan kepadaku Jarir bin Hazim dari Ayyub dari
Muhammad dari Abu Hurairah radliallahu 'anhu berkata; Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam bersabda: "Nabi Ibrahim 'Alaihissalam tidak pernah berbohong
kecuali tiga kali saja". Telah bercerita kepada kami Muhammad bin Mahbub
telah bercerita kepada kami Hammad bin Zaid dari Ayyub dari Muhammad dari Abu
Hurairah radliallahu 'anhu berkata; "Nabi Ibrahim 'Alaihissalam tidak pernah
berbohong kecuali tiga kali. Dua diantaranya adalah dalam masalah dzat Allah
'azza wajalla, yaitu "inni saqiim (sesungguhnya aku ini sedang sakit) QS
ash-Shaffaat ayat 89 dan firman Allah Ta'ala: "bal fa'alahum kabiiruhum haadzaa"
(akan tetapi patung yang besar inilah yang melakukannya), QS al-Anbiya' ayat 63.
Beliau bersabda: "Dan ketika pada suatu hari dia sedang bersama dengan Sarah,
istrinya, saat beliau datang kepada seorang raja yang zhalim lalu raja tersebut
diberi informasi bahwa akan ada seorang laki-laki bersama seorang wanita yang
paling cantik. Maka diutuslah seseorang menemui Ibrahim lalu utusan itu bertanya
kepadanya, katanya; "Siapakah wanita ini?". Ibrahim menjawab; "Dia saudara
perempuanku". Lalu Sarah datang, maka Ibrahim berkata: "Wahai Sarah, tidak ada
orang beriman di muka bumi ini kecuali aku dan kamu dan orang ini bertanya
kepadaku lalu aku beritahu bahwa kamu adalah saudara perempuanku maka janganlah
kamu mendustakan aku". Sarah pun dikirim kepada raja. Setelah Sarah menemui
raja, raja itu rupanya ingin menyentuhnya dengan tangannya namun tiba-tiba
tangannya lumpuh, maka Raja berkata; "Berdo'alah kepada Allah dan aku tidak akan
mengganggu kamu". Maka Sarah berdo'a sehingga tangan raja bisa kembali seperti
semula. Kemudian raja ingin menyentuh Sarah untuk kedua kali, namun tangannya
tiba-tiba lumpuh bahkan kelumpuhannya lebih parah sehingga raja memohon;
"Berdo'alah kepada Allah dan aku tidak akan mengganggumu lagi". Tangan raja pun
sembuh. Kemudian raja memanggil para pembantunya seraya berkata: "Sungguh yang
kalian bawa kepadaku ini bukan manusia, melainkan setan". Akhirnya Sarah
dihadiahi Hajar (sebagai pelayannya). Kemudian dia pulang dan mendapatkan
Ibrahim sedang shalat maka dia memberi isyarat dengan tanganya yang inti
pesannya "Tunggu sebentar". Sarah berkata; "Allah telah membalikkan tipu daya
orang kafir atau fajir ke tenggorokannya". Abu Hurairah radliallahu 'anhu
berkata; "Itulah ibu kalian (bangsa Arab), wahai anak keturunan air langit (air
zamzam) ". (maksudnya karena air zamzam Allah Ta'ala keluarkan pertama kali
untuk Hajar dan Isma'il).
No. Hadist: 3109
حَدَّثَنَا عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ مُوسَى أَوْ ابْنُ سَلَامٍ عَنْهُ
أَخْبَرَنَا ابْنُ جُرَيْجٍ عَنْ عَبْدِ الْحَمِيدِ بْنِ جُبَيْرٍ عَنْ سَعِيدِ
بْنِ الْمُسَيَّبِ عَنْ أُمِّ شَرِيكٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَاأَنَّ رَسُولَ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَمَرَ بِقَتْلِ الْوَزَغِ وَقَالَ كَانَ
يَنْفُخُ عَلَى إِبْرَاهِيمَ عَلَيْهِ السَّلَام
Telah
bercerita kepada kami 'Ubaidullah bin Musa atau Ibnu Salam dari dia, telah
mengabarkan kepada kami Ibnu Juraij dari 'Abdul Hamid bin Jubair dari Sa'id bin
Al Musayyab dari Ummu Syarik radliallahu 'anha bahwa Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam memerintahkan untuk membunuh cecak. Dan Beliau bersabda:
"Dahulu cecak ikut membantu meniup api (untuk membakar) Ibrahim
'Alaihissalam."
No. Hadist: 3110
حَدَّثَنَا عُمَرُ بْنُ حَفْصِ بْنِ غِيَاثٍ حَدَّثَنَا أَبِي
حَدَّثَنَا الْأَعْمَشُ قَالَ حَدَّثَنِي إِبْرَاهِيمُ عَنْ عَلْقَمَةَ عَنْ عَبْدِ
اللَّهِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَلَمَّا نَزَلَتْ} الَّذِينَ آمَنُوا
وَلَمْ يَلْبِسُوا إِيمَانَهُمْ بِظُلْمٍ {قُلْنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ أَيُّنَا لَا يَظْلِمُ نَفْسَهُ قَالَ
لَيْسَ كَمَا تَقُولُونَ} لَمْ يَلْبِسُوا إِيمَانَهُمْ بِظُلْمٍ {بِشِرْكٍ أَوَلَمْ
تَسْمَعُوا إِلَى قَوْلِ لُقْمَانَ لِابْنِهِ} يَا بُنَيَّ لَا تُشْرِكْ بِاللَّهِ إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ
عَظِيمٌ {
Telah
bercerita kepada kami 'Umar bin Hafsh bin Ghiyats telah bercerita kepada kami
bapakku telah bercerita kepada kami Al A'masy berkata telah bercerita kepadaku
Ibrahim dari 'Alqamah dari 'Abdullah radliallahu 'anhu berkata; "Ketika
turun QS al-An'am ayat 82 yang artinya ("Orang-orang beriman dan tidak mencampur
iman mereka dengan kezhaliman…"), kami berkata; "Wahai Rasulullah, siapakah
diantara kami orang yang tidak menzhalimi dirinya?". Maka Beliau bersabda:
"Bukan seperti yang kalian katakan. Maksud ayat "tidak mencampurkan iman mereka
dengan kezhaliman" adalah dengan kesyirikan. Tidakkah kalian mendengar ucapan
Luqman kepada anaknya?, (Wahai anakku, janganlah kamu menyekutukan Allah karena
menyekutukan Allah merupakan kezhaliman yang besar").
No. Hadist: 3111
بَاب حَدَّثَنَا إِسْحَاقُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ بْنِ نَصْرٍ حَدَّثَنَا
أَبُو أُسَامَةَ عَنْ أَبِي حَيَّانَ عَنْ أَبِي زُرْعَةَ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ
رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَأُتِيَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
يَوْمًا بِلَحْمٍ فَقَالَ إِنَّ اللَّهَ يَجْمَعُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
الْأَوَّلِينَ وَالْآخِرِينَ فِي صَعِيدٍ وَاحِدٍ فَيُسْمِعُهُمْ الدَّاعِي
وَيُنْفِذُهُمْ الْبَصَرُ وَتَدْنُو الشَّمْسُ مِنْهُمْ فَذَكَرَ حَدِيثَ
الشَّفَاعَةِ فَيَأْتُونَ إِبْرَاهِيمَ فَيَقُولُونَ أَنْتَ نَبِيُّ اللَّهِ
وَخَلِيلُهُ مِنْ الْأَرْضِ اشْفَعْ لَنَا إِلَى رَبِّكَ فَيَقُولُ فَذَكَرَ
كَذَبَاتِهِ نَفْسِي نَفْسِي اذْهَبُوا إِلَى مُوسَىتَابَعَهُ أَنَسٌ عَنْ
النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
Telah
bercerita kepada kami Ishaq bin Ibrahim bin Nashr telah bercerita kepada kami
Abu Usamah dari Abu Hayyan dari Abu Zur'ah dari Abu Hurairah radliallahu 'anhu
berkata; "Nabi shallallahu 'alaihi wasallam disuguhi sepotong daging lalu
Beliau bersabda: " Allah mengumpulkan manusia yang pertama hingga yang terakhir
pada hari qiyamat pada satu bukit sehingga seorang penyeru bisa menjadikan
mereka mendengar dan pandangan mereka menjadikan mereka terbelalak, serta
matahari didekatkan kepada mereka". Kemudian dia menyebutkan hadits tentang
syafa'at. Lalu manusia mendatangi Ibrahim seraya berkata; "Kamulah Nabi Allah
dan kekasih-Nya di bumi. Mohonkanlah syafa'at kepada Rabbmu untuk kami". Maka
Ibrahim menjawab dengan menyebutkan kedustaan-kedustaannya lalu berkata, oh
diriku, oh diriku. Pergilah kepada Musa". Hadits ini dikuatkan jalur
periwayatannya oleh Anas dari Nabi shallallahu 'alaihi
wasallam.
No. Hadist: 3112
حَدَّثَنِي أَحْمَدُ بْنُ سَعِيدٍ أَبُو عَبْدِ اللَّهِ حَدَّثَنَا
وَهْبُ بْنُ جَرِيرٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ أَيُّوبَ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ سَعِيدِ
بْنِ جُبَيْرٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَاعَنْ
النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ يَرْحَمُ اللَّهُ أُمَّ
إِسْمَاعِيلَ لَوْلَا أَنَّهَا عَجِلَتْ لَكَانَ زَمْزَمُ عَيْنًا مَعِينًاقَالَ
الْأَنْصَارِيُّ حَدَّثَنَا ابْنُ جُرَيْجٍ قَالَ أَمَّا كَثِيرُ بْنُ كَثِيرٍ
فَحَدَّثَنِي قَالَ إِنِّي وَعُثْمَانَ بْنَ أَبِي سُلَيْمانَ جُلُوسٌ مَعَ سَعِيدِ
بْنِ جُبَيْرٍ فَقَالَ مَا هَكَذَا حَدَّثَنِي ابْنُ عَبَّاسٍ وَلَكِنَّهُ قَالَ
أَقْبَلَ إِبْرَاهِيمُ بِإِسْمَاعِيلَ وَأُمِّهِ عَلَيْهِمْ السَّلَام وَهِيَ
تُرْضِعُهُ مَعَهَا شَنَّةٌ لَمْ يَرْفَعْهُ ثُمَّ جَاءَ بِهَا إِبْرَاهِيمُ
وَبِابْنِهَا إِسْمَاعِيلَ
Telah
bercerita kepadaku Ahmad bin Sa'id Abu 'Abdullah telah bercerita kepada kami
Wahb bin Jarir dari bapaknya dari Ayyub dari 'Abdullah bin Sa'id bin Jubair dari
bapaknya dari Ibnu 'Abbas radliallahu 'anhuma dari Nabi shallallahu 'alaihi
wasallam bersabda: "Semoga Allah merahmati Ummu Isma'il (Siti Hajar) karena
kalau dia tidak segera membendung air zamzam tentulah air itu akan menjadi air
yang mengalir". Al Anshar berkata telah bercerita kepada kami Ibnu Juraij
berkata; Adapun Katsir bin Katsir dia telah bercerita kepadaku dan berkata; Aku
dan 'Utsman bin Abi Sulaiman duduk bersama Sa'id bin Jubair lalu dia
berkata; "Tidak seperti itu yang diceritakan Ibnu 'Abbas radliallahu
'anhuma kepadaku akan tetapi dia berkata: "Ibrahim
datang menemui Isma'il dan ibunya 'Alaihissalam saat ibunya sedang menyusui.
Ibunya memiliki geriba (kantung air dari kulit), kemudian Ibrahim datang bersama
anaknya, Isma'il".
No. Hadist: 3113
و
حَدَّثَنِي عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مُحَمَّدٍ حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّزَّاقِ
أَخْبَرَنَا مَعْمَرٌ عَنْ أَيُّوبَ السَّخْتِيَانِيِّ وَكَثِيرِ بْنِ كَثِيرِ بْنِ
الْمُطَّلِبِ بْنِ أَبِي وَدَاعَةَ يَزِيدُ أَحَدُهُمَا عَلَى الْآخَرِ عَنْ
سَعِيدِ بْنِ جُبَيْرٍ قَالَ ابْنُ عَبَّاسٍأَوَّلَ مَا اتَّخَذَ النِّسَاءُ
الْمِنْطَقَ مِنْ قِبَلِ أُمِّ إِسْمَاعِيلَ اتَّخَذَتْ مِنْطَقًا لَتُعَفِّيَ
أَثَرَهَا عَلَى سَارَةَ ثُمَّ جَاءَ بِهَا إِبْرَاهِيمُ وَبِابْنِهَا إِسْمَاعِيلَ
وَهِيَ تُرْضِعُهُ حَتَّى وَضَعَهُمَا عِنْدَ الْبَيْتِ عِنْدَ دَوْحَةٍ فَوْقَ
زَمْزَمَ فِي أَعْلَى الْمَسْجِدِ وَلَيْسَ بِمَكَّةَ يَوْمَئِذٍ أَحَدٌ وَلَيْسَ
بِهَا مَاءٌ فَوَضَعَهُمَا هُنَالِكَ وَوَضَعَ عِنْدَهُمَا جِرَابًا فِيهِ تَمْرٌ
وَسِقَاءً فِيهِ مَاءٌ ثُمَّ قَفَّى إِبْرَاهِيمُ مُنْطَلِقًا فَتَبِعَتْهُ أُمُّ
إِسْمَاعِيلَ فَقَالَتْ يَا إِبْرَاهِيمُ أَيْنَ تَذْهَبُ وَتَتْرُكُنَا بِهَذَا
الْوَادِي الَّذِي لَيْسَ فِيهِ إِنْسٌ وَلَا شَيْءٌ فَقَالَتْ لَهُ ذَلِكَ
مِرَارًا وَجَعَلَ لَا يَلْتَفِتُ إِلَيْهَا فَقَالَتْ لَهُ أَاللَّهُ الَّذِي
أَمَرَكَ بِهَذَا قَالَ نَعَمْ قَالَتْ إِذَنْ لَا يُضَيِّعُنَا ثُمَّ رَجَعَتْ
فَانْطَلَقَ إِبْرَاهِيمُ حَتَّى إِذَا كَانَ عِنْدَ الثَّنِيَّةِ حَيْثُ لَا
يَرَوْنَهُ اسْتَقْبَلَ بِوَجْهِهِ الْبَيْتَ ثُمَّ دَعَا بِهَؤُلَاءِ الْكَلِمَاتِ
وَرَفَعَ يَدَيْهِ فَقَالَ رَبِّ} إِنِّي أَسْكَنْتُ مِنْ ذُرِّيَّتِي بِوَادٍ غَيْرِ ذِي زَرْعٍ عِنْدَ
بَيْتِكَ الْمُحَرَّمِ حَتَّى بَلَغَ يَشْكُرُونَ {وَجَعَلَتْ أُمُّ إِسْمَاعِيلَ تُرْضِعُ إِسْمَاعِيلَ وَتَشْرَبُ مِنْ
ذَلِكَ الْمَاءِ حَتَّى إِذَا نَفِدَ مَا فِي السِّقَاءِ عَطِشَتْ وَعَطِشَ
ابْنُهَا وَجَعَلَتْ تَنْظُرُ إِلَيْهِ يَتَلَوَّى أَوْ قَالَ يَتَلَبَّطُ
فَانْطَلَقَتْ كَرَاهِيَةَ أَنْ تَنْظُرَ إِلَيْهِ فَوَجَدَتْ الصَّفَا أَقْرَبَ
جَبَلٍ فِي الْأَرْضِ يَلِيهَا فَقَامَتْ عَلَيْهِ ثُمَّ اسْتَقْبَلَتْ الْوَادِيَ
تَنْظُرُ هَلْ تَرَى أَحَدًا فَلَمْ تَرَ أَحَدًا فَهَبَطَتْ مِنْ الصَّفَا حَتَّى
إِذَا بَلَغَتْ الْوَادِيَ رَفَعَتْ طَرَفَ دِرْعِهَا ثُمَّ سَعَتْ سَعْيَ
الْإِنْسَانِ الْمَجْهُودِ حَتَّى جَاوَزَتْ الْوَادِيَ ثُمَّ أَتَتْ الْمَرْوَةَ
فَقَامَتْ عَلَيْهَا وَنَظَرَتْ هَلْ تَرَى أَحَدًا فَلَمْ تَرَ أَحَدًا فَفَعَلَتْ
ذَلِكَ سَبْعَ مَرَّاتٍ قَالَ ابْنُ عَبَّاسٍ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَذَلِكَ سَعْيُ النَّاسِ بَيْنَهُمَا فَلَمَّا أَشْرَفَتْ
عَلَى الْمَرْوَةِ سَمِعَتْ صَوْتًا فَقَالَتْ صَهٍ تُرِيدُ نَفْسَهَا ثُمَّ
تَسَمَّعَتْ فَسَمِعَتْ أَيْضًا فَقَالَتْ قَدْ أَسْمَعْتَ إِنْ كَانَ عِنْدَكَ
غِوَاثٌ فَإِذَا هِيَ بِالْمَلَكِ عِنْدَ مَوْضِعِ زَمْزَمَ فَبَحَثَ بِعَقِبِهِ
أَوْ قَالَ بِجَنَاحِهِ حَتَّى ظَهَرَ الْمَاءُ فَجَعَلَتْ تُحَوِّضُهُ وَتَقُولُ
بِيَدِهَا هَكَذَا وَجَعَلَتْ تَغْرِفُ مِنْ الْمَاءِ فِي سِقَائِهَا وَهُوَ
يَفُورُ بَعْدَ مَا تَغْرِفُ قَالَ ابْنُ عَبَّاسٍ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَرْحَمُ اللَّهُ أُمَّ إِسْمَاعِيلَ لَوْ تَرَكَتْ زَمْزَمَ
أَوْ قَالَ لَوْ لَمْ تَغْرِفْ مِنْ الْمَاءِ لَكَانَتْ زَمْزَمُ عَيْنًا مَعِينًا
قَالَ فَشَرِبَتْ وَأَرْضَعَتْ وَلَدَهَا فَقَالَ لَهَا الْمَلَكُ لَا تَخَافُوا
الضَّيْعَةَ فَإِنَّ هَا هُنَا بَيْتَ اللَّهِ يَبْنِي هَذَا الْغُلَامُ وَأَبُوهُ
وَإِنَّ اللَّهَ لَا يُضِيعُ أَهْلَهُ وَكَانَ الْبَيْتُ مُرْتَفِعًا مِنْ
الْأَرْضِ كَالرَّابِيَةِ تَأْتِيهِ السُّيُولُ فَتَأْخُذُ عَنْ يَمِينِهِ
وَشِمَالِهِ فَكَانَتْ كَذَلِكَ حَتَّى مَرَّتْ بِهِمْ رُفْقَةٌ مِنْ جُرْهُمَ أَوْ
أَهْلُ بَيْتٍ مِنْ جُرْهُمَ مُقْبِلِينَ مِنْ طَرِيقِ كَدَاءٍ فَنَزَلُوا فِي
أَسْفَلِ مَكَّةَ فَرَأَوْا طَائِرًا عَائِفًا فَقَالُوا إِنَّ هَذَا الطَّائِرَ
لَيَدُورُ عَلَى مَاءٍ لَعَهْدُنَا بِهَذَا الْوَادِي وَمَا فِيهِ مَاءٌ
فَأَرْسَلُوا جَرِيًّا أَوْ جَرِيَّيْنِ فَإِذَا هُمْ بِالْمَاءِ فَرَجَعُوا
فَأَخْبَرُوهُمْ بِالْمَاءِ فَأَقْبَلُوا قَالَ وَأُمُّ إِسْمَاعِيلَ عِنْدَ
الْمَاءِ فَقَالُوا أَتَأْذَنِينَ لَنَا أَنْ نَنْزِلَ عِنْدَكِ فَقَالَتْ نَعَمْ
وَلَكِنْ لَا حَقَّ لَكُمْ فِي الْمَاءِ قَالُوا نَعَمْ قَالَ ابْنُ عَبَّاسٍ قَالَ
النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَلْفَى ذَلِكَ أُمَّ إِسْمَاعِيلَ
وَهِيَ تُحِبُّ الْإِنْسَ فَنَزَلُوا وَأَرْسَلُوا إِلَى أَهْلِيهِمْ فَنَزَلُوا
مَعَهُمْ حَتَّى إِذَا كَانَ بِهَا أَهْلُ أَبْيَاتٍ مِنْهُمْ وَشَبَّ الْغُلَامُ
وَتَعَلَّمَ الْعَرَبِيَّةَ مِنْهُمْ وَأَنْفَسَهُمْ وَأَعْجَبَهُمْ حِينَ شَبَّ
فَلَمَّا أَدْرَكَ زَوَّجُوهُ امْرَأَةً مِنْهُمْ وَمَاتَتْ أُمُّ إِسْمَاعِيلَ
فَجَاءَ إِبْرَاهِيمُ بَعْدَمَا تَزَوَّجَ إِسْمَاعِيلُ يُطَالِعُ تَرِكَتَهُ
فَلَمْ يَجِدْ إِسْمَاعِيلَ فَسَأَلَ امْرَأَتَهُ عَنْهُ فَقَالَتْ خَرَجَ
يَبْتَغِي لَنَا ثُمَّ سَأَلَهَا عَنْ عَيْشِهِمْ وَهَيْئَتِهِمْ فَقَالَتْ نَحْنُ
بِشَرٍّ نَحْنُ فِي ضِيقٍ وَشِدَّةٍ فَشَكَتْ إِلَيْهِ قَالَ فَإِذَا جَاءَ
زَوْجُكِ فَاقْرَئِي عَلَيْهِ السَّلَامَ وَقُولِي لَهُ يُغَيِّرْ عَتَبَةَ بَابِهِ
فَلَمَّا جَاءَ إِسْمَاعِيلُ كَأَنَّهُ آنَسَ شَيْئًا فَقَالَ هَلْ جَاءَكُمْ مِنْ
أَحَدٍ قَالَتْ نَعَمْ جَاءَنَا شَيْخٌ كَذَا وَكَذَا فَسَأَلَنَا عَنْكَ
فَأَخْبَرْتُهُ وَسَأَلَنِي كَيْفَ عَيْشُنَا فَأَخْبَرْتُهُ أَنَّا فِي جَهْدٍ
وَشِدَّةٍ قَالَ فَهَلْ أَوْصَاكِ بِشَيْءٍ قَالَتْ نَعَمْ أَمَرَنِي أَنْ أَقْرَأَ
عَلَيْكَ السَّلَامَ وَيَقُولُ غَيِّرْ عَتَبَةَ بَابِكَ قَالَ ذَاكِ أَبِي وَقَدْ
أَمَرَنِي أَنْ أُفَارِقَكِ الْحَقِي بِأَهْلِكِ فَطَلَّقَهَا وَتَزَوَّجَ مِنْهُمْ
أُخْرَى فَلَبِثَ عَنْهُمْ إِبْرَاهِيمُ مَا شَاءَ اللَّهُ ثُمَّ أَتَاهُمْ بَعْدُ
فَلَمْ يَجِدْهُ فَدَخَلَ عَلَى امْرَأَتِهِ فَسَأَلَهَا عَنْهُ فَقَالَتْ خَرَجَ
يَبْتَغِي لَنَا قَالَ كَيْفَ أَنْتُمْ وَسَأَلَهَا عَنْ عَيْشِهِمْ وَهَيْئَتِهِمْ
فَقَالَتْ نَحْنُ بِخَيْرٍ وَسَعَةٍ وَأَثْنَتْ عَلَى اللَّهِ فَقَالَ مَا
طَعَامُكُمْ قَالَتْ اللَّحْمُ قَالَ فَمَا شَرَابُكُمْ قَالَتْ الْمَاءُ قَالَ
اللَّهُمَّ بَارِكْ لَهُمْ فِي اللَّحْمِ وَالْمَاءِ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَلَمْ يَكُنْ لَهُمْ يَوْمَئِذٍ حَبٌّ وَلَوْ كَانَ
لَهُمْ دَعَا لَهُمْ فِيهِ قَالَ فَهُمَا لَا يَخْلُو عَلَيْهِمَا أَحَدٌ بِغَيْرِ
مَكَّةَ إِلَّا لَمْ يُوَافِقَاهُ قَالَ فَإِذَا جَاءَ زَوْجُكِ فَاقْرَئِي
عَلَيْهِ السَّلَامَ وَمُرِيهِ يُثْبِتُ عَتَبَةَ بَابِهِ فَلَمَّا جَاءَ إِسْمَاعِيلُ قَالَ هَلْ
أَتَاكُمْ مِنْ أَحَدٍ قَالَتْ نَعَمْ أَتَانَا شَيْخٌ حَسَنُ الْهَيْئَةِ
وَأَثْنَتْ عَلَيْهِ فَسَأَلَنِي عَنْكَ فَأَخْبَرْتُهُ فَسَأَلَنِي كَيْفَ
عَيْشُنَا فَأَخْبَرْتُهُ أَنَّا بِخَيْرٍ قَالَ فَأَوْصَاكِ بِشَيْءٍ قَالَتْ
نَعَمْ هُوَ يَقْرَأُ عَلَيْكَ السَّلَامَ وَيَأْمُرُكَ أَنْ تُثْبِتَ عَتَبَةَ
بَابِكَ قَالَ ذَاكِ أَبِي وَأَنْتِ الْعَتَبَةُ أَمَرَنِي أَنْ أُمْسِكَكِ ثُمَّ
لَبِثَ عَنْهُمْ مَا شَاءَ اللَّهُ ثُمَّ جَاءَ بَعْدَ ذَلِكَ وَإِسْمَاعِيلُ
يَبْرِي نَبْلًا لَهُ تَحْتَ دَوْحَةٍ قَرِيبًا مِنْ زَمْزَمَ فَلَمَّا رَآهُ قَامَ
إِلَيْهِ فَصَنَعَا كَمَا يَصْنَعُ الْوَالِدُ بِالْوَلَدِ وَالْوَلَدُ
بِالْوَالِدِ ثُمَّ قَالَ يَا إِسْمَاعِيلُ إِنَّ اللَّهَ أَمَرَنِي بِأَمْرٍ قَالَ
فَاصْنَعْ مَا أَمَرَكَ رَبُّكَ قَالَ وَتُعِينُنِي قَالَ وَأُعِينُكَ قَالَ
فَإِنَّ اللَّهَ أَمَرَنِي أَنْ أَبْنِيَ هَا هُنَا بَيْتًا وَأَشَارَ إِلَى
أَكَمَةٍ مُرْتَفِعَةٍ عَلَى مَا حَوْلَهَا قَالَ فَعِنْدَ ذَلِكَ رَفَعَا
الْقَوَاعِدَ مِنْ الْبَيْتِ فَجَعَلَ إِسْمَاعِيلُ يَأْتِي بِالْحِجَارَةِ
وَإِبْرَاهِيمُ يَبْنِي حَتَّى إِذَا ارْتَفَعَ الْبِنَاءُ جَاءَ بِهَذَا الْحَجَرِ
فَوَضَعَهُ لَهُ فَقَامَ عَلَيْهِ وَهُوَ يَبْنِي وَإِسْمَاعِيلُ يُنَاوِلُهُ
الْحِجَارَةَ وَهُمَا يَقُولَانِ} رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيعُ
الْعَلِيمُ {قَالَ فَجَعَلَا يَبْنِيَانِ حَتَّى يَدُورَا حَوْلَ الْبَيْتِ وَهُمَا
يَقُولَانِ} رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيعُ
الْعَلِيمُ {
Dan
telah bercerita kepadaku 'Abdullah bin Muhammad telah bercerita kepada kami
'Abdur Razzaq telah mengabarkan kepada kami Ma'mar dari Ayyub as-Sakhtiyaniy dan
Katsir bin Katsir bin Al Muthallib binAbi Wada'ah satu sama lain saling
melengkapi dari Sa'id bin Jubair berkata Ibnu 'Abbas radliallahu 'anhuma;
"Wanita pertama yang menggunakan ikat pinggang adalah ibu Nabi Isma'il
'Alaihissalam. Dia menggunakannya untuk menghilangkan jejak dari Sarah kemudian
Ibrahim 'Alaihissalam membawanya berserta anaknya Isma'il yang saat itu ibunya
masih menyusuinya hingga Ibrahim 'Alaihissalam menempatkan keduanya dekat
Baitullah (Ka'bah) pada sebuah gubuk di atas zamzam di ujung al-masjidil Haram.
Waktu itu di Makkah tidak ada seorangpun yang tinggal di sana dan tidak ada pula
air. Ibrahim menempatkan keduanya disana dan meninggalkan semacam karung berisi
kurma dan kantung/geriba berisi air. Kemudian Ibrahim pergi untuk meninggalkan
keduanya. Maka Ibu Isma'il mengikutinya seraya berkata; "Wahai Ibrahim, kamu mau
pergi kemana?. Apakah kamu (tega) meninggalkan kami di lembah yang tidak ada
seorang manusia dan tidak ada sesuatu apapun ini". Ibu Isma'il terus saja
mengulang-ulang pertanyaannya berkali-kali hingga akhirnya Ibrahim tidak menoleh
lagi kepadanya. Akhirnya ibu Isma'il bertanya; "Apakah Allah yang memerintahkan
kamu atas semuanya ini?". Ibrahim menjawab: "Ya". Ibu Isma'il berkata; "Kalau
begitu, Allah tidak akan menelantarkan kami". Kemudian ibu Isma'il kembali dan
Ibrahim melanjutkan perjalanannya hingga ketika sampai pada sebuah bukit dan
orang-orang tidak melihatnya lagi, Ibrahim menghadap ke arah Ka'bah lalu berdo'a
untuk mereka dengan beberapa kalimat do'a dengan mengangkat kedua belah
tangannya, katanya: "Rabbi, ("sesungguhnya aku telah menempatkan sebagian dari
keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanaman-tanaman di dekat rumah-Mu
yang disucikan") hingga sampai kepada (semoga mereka menjadi hamba-hamba yang
bersyukur) (QS Ibrahim ayat 37. Kemudian ibu Isma'il mulai menyusui anaknya dan
minum dari air persediaan hingga ketika air yang ada pada geriba habis dia
menjadi haus begitu juga anaknya. Lalu dia memandang kepada Isma'il sang bayi
yang sedang meronta-ronta", atau dia berkata dengan redaksi: "Berguling-guling
diatas tanah". Kemudian Hajar pergi meninggalkan Isma'il dan tidak kuat melihat
keadaannya. Maka dia mendatangi bukit Shafaa sebagai gunung yang paling dekat
keberadaannya dengannya. Dia berdiri disana lalu menghadap ke arah lembah dengan
harapan dapat melihat orang di sana namun dia tidak melihat seorang pun. Maka
dia turun dari bukit Shafaa dan ketika sampai di lembah dia menyingsingkan ujung
pakaiannya lalu berusaha keras layaknya seorang manusia yang berjuang keras
hingga ketika dia dapat melewati lembah dan sampai di bukit Marwah lalu beridiri
di sana sambil melihat-lihat apakah ada orang di sana namun dia tidak melihat
ada seorang pun. Dia melakukan hal itu sebanyak tujuh kali (antara bukit Shafa
dan Marwah). Ibnu 'Abbas radliallahu 'anhu berkata; Nabi shallallahu 'alaihi
wasallam bersabda: "Itulah sa'iy yang mesti dilakukan oleh manusia (yang
berhajji) antara kedua bukit itu". Ketika berada di puncak Marwah, dia mendengar
ada suara, lalu dia berkata dalam hatinya "diamlah" yang Hajar maksud adalah
dirinya sendiri. Kemudian dia berusaha mendengarkanya maka dia dapat mendengar
suara itu lagi maka dia berkata; "Engkau telah memperdengarkan suaramu jika
engkau bermaksud meminta pertolongan". Ternyata suara itu adalah suara malaikat
(Jibril 'Alaihissalam) yang berada di dekat zamzam, lantas Jibril mengais air
dengan tumitnya" atau katanya; dengan sayapnya hingga air keluar memancar. Ibu
Isma'il mulai membuat tampungan air dengan tangannya seperti ini yaitu menciduk
air dan memasukkannya ke geriba sedangkan air terus saja memancar dengan deras
setelah diciduk". Ibnu 'Abbas radliallahu 'anhuma berkata; Nabi shallallahu
'alaihi wasallam bersabda: "Semoga Allah merahmati Ummu Isma'il (Siti Hajar)
karena kalau dia membiarkan zamzam" atau sabda Beliau: " kalau dia tidak segera
menampung air tentulah air zamzam itu akan menjadi air yang mengalir". Akhirnya
dia dapat minum air dan menyusui anaknya kembali. Kemudian malaikat berkata
kepadanya: "Janganlah kalian takut ditelantarkan karena disini adalah rumah
Allah, yang akan dibangun oleh anak ini dan ayahnya dan sesungguhnya Allah tidak
akan menyia-nyiakan hamba-Nya". Pada saat itu Ka'bah Baitullah posisinya agak
tinggi dari permukaan tanah seperti sebuah bukit kecil, yang apabila datang
banjiir akan terkikis dari samping kanan dan kirinya. Ibu Isma'il, Hajar, terus
melewati hidup seperti itu hingga kemudian lewat serombongan orang dari suku
Jurhum atau keluarga Jurhum yang datang dari jalur bukit Kadaa' lalu singgah di
hilir Makkah kemudian mereka melihat ada seekor burung sedang terbang
berputar-putrar. Mereka berseru; "Burung ini pasti berputar karena mengelilingi
air padahal kita mengetahui secara pasti bahwa di lembah ini tidak ada air.
Akhirnya mereka mengutus satu atau dua orang yang larinya cepat dan ternyata
mereka menemukan ada air. Mereka kembali dan mengabarkan keberadaan air lalu
mereka mendatangi air. Beliau berkata: "Saat itu Ibu Isma'il sedang berada di
dekat air". Mereka berkata kepadanya; "Apakah kamu mengizinkan kami untuk
singgah bergabung denganmu di sini?". Ibu Isma'il berkata; "Ya boleh tapi kalian
tidak berhak memiliki air". Mereka berkata; "Baiklah". Ibnu 'Abbas radliallahu
'anhuma berkata; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Ibu Isma'il
menjadi senang atas peristiwa ini karena ada orang-orang yang tinggal
bersamanya". Akhirnya mereka pun tinggal disana dan mengirim utusan kepada
keluarga mereka untuk mengajak mereka tinggal bersama-sama di sana". Ketika para
keluarga dari mereka sudah tinggal bersama Hajar dan Isma'il sudah beranjak
belia, dia belajar berbahasa arab dari mereka, bahkan menjadi manusia paling
berharga dan paling ajaib di kalangan mereka. Kemudian Isma'il tumbuh menjadi
seorang pemuda yang disenangi oleh mereka. Setelah dewasa, mereka menikahkan
Isma'il dengan seorang wanita dari mereka dan tak lama kemudian ibu Isma'il
meninggal dunia. Di kemudian hari Ibrahim datang setelah Isma'il menikah untuk
mencari tahu apa yang telah ditinggalkannya namun dia tidak menemukan Isma'il.
Ibrahim bertanya tentang Isma'il kepada istrinya Isma'il. Istrinya menjawab;
"Dia sedang pergi mencari nafkah untuk kami. Lalu Ibrahim bertanya tentang
kehidupan dan keadaan mereka. Istri Isma'il menjawab; "Kami mengalami banyak
keburukan dan hidup kami sempit dan penuh penderitaan yang berat". Istri Isma'il
mengadukan kehidupan yang dijalaninya bersama suaminya kepada Ibrahim. Ibrahim
berkata; "Nanti apabila suami kamu datang sampaikan salam dariku dan katakan
kepadanya agar mengubah daun pintu rumahnya". Ketika Isma'il datang dia
merasakan sesuatu lalu dia bertanya kepada istrinya; "Apakah ada orang yang
datang kepadamu?". Istrinya menjawab; "Ya. Tadi ada orang tua begini begini
keadaannya datang kepada kami dan dia menanyakan kamu lalu aku terangkan dan dia
bertanya kepadaku tentang keadaan kehidupan kita maka aku terangkan bahwa aku
hidup dalam kepayahan dan penderitaan". Isma'il bertanya; "Apakah orang itu ada
memberi pesan kepadamu tentang sesuatu?". Istrinya menjawab; "Ya. Dia
memerintahkan aku agar aku menyampaikan salam darinya kepadamu dan berpesan agar
kamu mengubah daun pintu rumah kamu". Isma'il berkata; "Dialah ayahku dan
sungguh dia telah memerintahkan aku untuk menceraikan kamu maka itu kembalilah
kamu kepada keluargamu". Maka Isma'il menceraikan istrinya. Kemudian Isma'il
menikah lagi dengan seorang wanita lain dari kalangan penduduk itu lalu Ibrahim
pergi lagi meninggalkan mereka dalam kurun waktu yang dikehendaki Allah dan
setelah itu datang kembali untuk menemui mereka namun dia tidak mendapatkan
Isma'il hingga akhirnya dia mendatangi istri Isma'il lalu bertanya kepadanya
tentang Isma'il. Istrinya menjawab; "Dia sedang pergi mencari nafkah untuk kami.
Lalu Ibrahim bertanya lagi; "Bagaimana keadaan kalian". Dia bertanya kepada
istrinya Isma'il tentang kehidupan dan keadaan hirup mereka. Istrinya menjawab;
"Kami selalu dalam keadaan baik-baik saja dan cukup". Istri Isma'il memuji
Allah. Ibrahim bertanya; 'Apa makanan kalian? '. Istri Isma'il menjawab;
"Daging". Ibrahim bertanya lagi; "Apa minuman kalian? '. Istri Isma'il menjawab;
"Air". Maka Ibrahim berdo'a: "Ya Allah, berkahilah mereka dalam daging dan air
mereka". Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Saat itu tidak ada
biji-bijian di Makkah dan seandainya ada tentu Ibrahim sudah mendo'akannya". Dia
berkata; "Dan dari doa Ibrahim tentang daging dan air itulah, tidak ada
seorangpun selain penduduk Makkah yang mengeluh bila yang mereka dapati hanya
daging dan air". Ibrahim selanjutnya berkata; "Jika nanti suamimu datang,
sampaikan salam dariku kepadanya dan perintahkanlah dia agar memperkokoh daun
pintu rumahnya". Ketika Isma'il datang, dia berkata: "Apakah ada orang yang
datang kepadamu?". Istrinya menjawab; "Ya. Tadi ada orang tua dengan penampilan
sangat baik datang kepada kami". Istrinya mengagumi Ibrahim. Dia bertanya
kepadaku tentang kamu maka aku terangkan lalu dia bertanya kepadaku tentang
keadaan hidup kita maka aku jawab bahwa aku dalam keadaan baik-baik saja".".
Isma'il bertanya; "Apakah orang itu ada memberi pesan kepadamu tentang
sesuatu?". Istrinya menjawab; "Ya. Dia memerintahkan aku agar aku menyampaikan
salam darinya kepadamu dan berpesan agar kamu mempertahankan daun pintu rumah
kamu". Isma'il berkata; "Dialah ayahku dan daun pintu yang dimaksud adalah kamu.
Dia memerintahkanku untuk mempertahankan kamu". Kemudian Ibrahim meninggalkan
mereka lagi untuk waktu tertentu sebagaimana dikehendaki Allah, lalu datang
kembali setelah itu saat Isma'il meletakkan anak panahnya di bawah sebatang
pohon dekat zamzam. Ketika dia melihatnya, dia segera menghampirinya dan berbuat
sebagaimana layaknya seorang ayah terhadap anaknya dan seorang anak terhadap
ayahnya kemudian dia berkata; "Wahai Isma'il, Allah memerintahkanku dengan suatu
perintah". Isma'il berkata; "Lakukanlah apa yang diperintahkan Rabbmu". Ibrahim
berkata lagi; Apakah kamu akan membantu aku?". Isma'il berkata; "Ya aku akan
membantumu". Ibrahim berkata; "Allah memerintahkan aku agar membangun rumah di
tempat ini". Ibrahim menunjuk ke suatu tempat yang agak tinggi di banding
sekelilingnya". Perawi berkata; "Dari tempat itulah keduanya meninggikan pondasi
Baitullah, Isma'il bekerja mengangkut batu-batu sedangkan Ibrahim yang
menyusunnya (membangunnya) hingga ketika bangunan sudah tinggi, Isma'il datang
membawa batu ini lalu meletakkannya untuk Ibrahim agar bisa naik di atasnya
sementara Isma'il memberikan batu-batu' Keduanya bekerja sambil mengucapkan
kalimat do'a; ("Rabb kami, terimalah (amal) dari kami sesunggunya Engkau Maha
Mendengar dan Maha Mengetahui". Keduanya terus saja membangun hingga
mengelilingi Baitullah dan keduanya terus saja membaca do'a; ("Rabb kami,
terimalah (amal) dari kami sesungguhnya Engkau Maha Mendengar dan Maha
Mengetahui"). (QS. Albaqarah 127).
No. Hadist: 3114
حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مُحَمَّدٍ حَدَّثَنَا أَبُو عَامِرٍ
عَبْدُ الْمَلِكِ بْنُ عَمْرٍو قَالَ حَدَّثَنَا إِبْرَاهِيمُ بْنُ نَافِعٍ عَنْ
كَثِيرِ بْنِ كَثِيرٍ عَنْ سَعِيدِ بْنِ جُبَيْرٍ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ
اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَلَمَّا كَانَ بَيْنَ إِبْرَاهِيمَ وَبَيْنَ أَهْلِهِ مَا
كَانَ خَرَجَ بِإِسْمَاعِيلَ وَأُمِّ إِسْمَاعِيلَ وَمَعَهُمْ شَنَّةٌ فِيهَا مَاءٌ
فَجَعَلَتْ أُمُّ إِسْمَاعِيلَ تَشْرَبُ مِنْ الشَّنَّةِ فَيَدِرُّ لَبَنُهَا عَلَى
صَبِيِّهَا حَتَّى قَدِمَ مَكَّةَ فَوَضَعَهَا تَحْتَ دَوْحَةٍ ثُمَّ رَجَعَ
إِبْرَاهِيمُ إِلَى أَهْلِهِ فَاتَّبَعَتْهُ أُمُّ إِسْمَاعِيلَ حَتَّى لَمَّا
بَلَغُوا كَدَاءً نَادَتْهُ مِنْ وَرَائِهِ يَا إِبْرَاهِيمُ إِلَى مَنْ
تَتْرُكُنَا قَالَ إِلَى اللَّهِ قَالَتْ رَضِيتُ بِاللَّهِ قَالَ فَرَجَعَتْ
فَجَعَلَتْ تَشْرَبُ مِنْ الشَّنَّةِ وَيَدِرُّ لَبَنُهَا عَلَى صَبِيِّهَا حَتَّى
لَمَّا فَنِيَ الْمَاءُ قَالَتْ لَوْ ذَهَبْتُ فَنَظَرْتُ لَعَلِّي أُحِسُّ أَحَدًا
قَالَ فَذَهَبَتْ فَصَعِدَتْ الصَّفَا فَنَظَرَتْ وَنَظَرَتْ هَلْ تُحِسُّ أَحَدًا
فَلَمْ تُحِسَّ أَحَدًا فَلَمَّا بَلَغَتْ الْوَادِيَ سَعَتْ وَأَتَتْ الْمَرْوَةَ
فَفَعَلَتْ ذَلِكَ أَشْوَاطًا ثُمَّ قَالَتْ لَوْ ذَهَبْتُ فَنَظَرْتُ مَا فَعَلَ
تَعْنِي الصَّبِيَّ فَذَهَبَتْ فَنَظَرَتْ فَإِذَا هُوَ عَلَى حَالِهِ كَأَنَّهُ
يَنْشَغُ لِلْمَوْتِ فَلَمْ تُقِرَّهَا نَفْسُهَا فَقَالَتْ لَوْ ذَهَبْتُ
فَنَظَرْتُ لَعَلِّي أُحِسُّ أَحَدًا فَذَهَبَتْ فَصَعِدَتْ الصَّفَا فَنَظَرَتْ
وَنَظَرَتْ فَلَمْ تُحِسَّ أَحَدًا حَتَّى أَتَمَّتْ سَبْعًا ثُمَّ قَالَتْ لَوْ
ذَهَبْتُ فَنَظَرْتُ مَا فَعَلَ فَإِذَا هِيَ بِصَوْتٍ فَقَالَتْ أَغِثْ إِنْ كَانَ
عِنْدَكَ خَيْرٌ فَإِذَا جِبْرِيلُ قَالَ فَقَالَ بِعَقِبِهِ هَكَذَا وَغَمَزَ
عَقِبَهُ عَلَى الْأَرْضِ قَالَ فَانْبَثَقَ الْمَاءُ فَدَهَشَتْ أُمُّ
إِسْمَاعِيلَ فَجَعَلَتْ تَحْفِزُ قَالَ فَقَالَ أَبُو الْقَاسِمِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَوْ تَرَكَتْهُ كَانَ الْمَاءُ ظَاهِرًا قَالَ فَجَعَلَتْ
تَشْرَبُ مِنْ الْمَاءِ وَيَدِرُّ لَبَنُهَا عَلَى صَبِيِّهَا قَالَ فَمَرَّ نَاسٌ
مِنْ جُرْهُمَ بِبَطْنِ الْوَادِي فَإِذَا هُمْ بِطَيْرٍ كَأَنَّهُمْ أَنْكَرُوا
ذَاكَ وَقَالُوا مَا يَكُونُ الطَّيْرُ إِلَّا عَلَى مَاءٍ فَبَعَثُوا رَسُولَهُمْ
فَنَظَرَ فَإِذَا هُمْ بِالْمَاءِ فَأَتَاهُمْ فَأَخْبَرَهُمْ فَأَتَوْا إِلَيْهَا
فَقَالُوا يَا أُمَّ إِسْمَاعِيلَ أَتَأْذَنِينَ لَنَا أَنْ نَكُونَ مَعَكِ أَوْ
نَسْكُنَ مَعَكِ فَبَلَغَ ابْنُهَا فَنَكَحَ فِيهِمْ امْرَأَةً قَالَ ثُمَّ إِنَّهُ
بَدَا لِإِبْرَاهِيمَ فَقَالَ لِأَهْلِهِ إِنِّي مُطَّلِعٌ تَرِكَتِي قَالَ فَجَاءَ
فَسَلَّمَ فَقَالَ أَيْنَ إِسْمَاعِيلُ فَقَالَتْ امْرَأَتُهُ ذَهَبَ يَصِيدُ قَالَ
قُولِي لَهُ إِذَا جَاءَ غَيِّرْ عَتَبَةَ بَابِكَ فَلَمَّا جَاءَ أَخْبَرَتْهُ
قَالَ أَنْتِ ذَاكِ فَاذْهَبِي إِلَى أَهْلِكِ قَالَ ثُمَّ إِنَّهُ بَدَا
لِإِبْرَاهِيمَ فَقَالَ لِأَهْلِهِ إِنِّي مُطَّلِعٌ تَرِكَتِي قَالَ فَجَاءَ
فَقَالَ أَيْنَ إِسْمَاعِيلُ فَقَالَتْ امْرَأَتُهُ ذَهَبَ يَصِيدُ فَقَالَتْ أَلَا
تَنْزِلُ فَتَطْعَمَ وَتَشْرَبَ فَقَالَ وَمَا طَعَامُكُمْ وَمَا شَرَابُكُمْ
قَالَتْ طَعَامُنَا اللَّحْمُ وَشَرَابُنَا الْمَاءُ قَالَ اللَّهُمَّ بَارِكْ
لَهُمْ فِي طَعَامِهِمْ وَشَرَابِهِمْ قَالَ فَقَالَ أَبُو الْقَاسِمِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَرَكَةٌ بِدَعْوَةِ إِبْرَاهِيمَ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِمَا وَسَلَّمَ قَالَ ثُمَّ إِنَّهُ بَدَا لِإِبْرَاهِيمَ فَقَالَ
لِأَهْلِهِ إِنِّي مُطَّلِعٌ تَرِكَتِي فَجَاءَ فَوَافَقَ إِسْمَاعِيلَ مِنْ
وَرَاءِ زَمْزَمَ يُصْلِحُ نَبْلًا لَهُ فَقَالَ يَا إِسْمَاعِيلُ إِنَّ رَبَّكَ
أَمَرَنِي أَنْ أَبْنِيَ لَهُ بَيْتًا قَالَ أَطِعْ رَبَّكَ قَالَ إِنَّهُ قَدْ
أَمَرَنِي أَنْ تُعِينَنِي عَلَيْهِ قَالَ إِذَنْ أَفْعَلَ أَوْ كَمَا قَالَ قَالَ
فَقَامَا فَجَعَلَ إِبْرَاهِيمُ يَبْنِي وَإِسْمَاعِيلُ يُنَاوِلُهُ الْحِجَارَةَ
وَيَقُولَانِ} رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيعُ
الْعَلِيمُ {قَالَ حَتَّى ارْتَفَعَ الْبِنَاءُ وَضَعُفَ الشَّيْخُ عَنْ نَقْلِ
الْحِجَارَةِ فَقَامَ عَلَى حَجَرِ الْمَقَامِ فَجَعَلَ يُنَاوِلُهُ الْحِجَارَةَ
وَيَقُولَانِ} رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيعُ
الْعَلِيمُ {
Telah
bercerita kepada kami 'Abdullah bin Muhammad telah bercerita kepada kami Abu
'Amir 'Abdul Malik bin 'Amru berkata telah bercerita kepadaku Ibrahim bin Nafi'
dari Katsir bin Katsir dari Sa'id bin Jubair dari Ibnu 'Abbas radliallahu
'anhuma berkata; "Ketika Ibrahim keluar berkelana bersama Isma'il dan ibu
Isma'il, mereka membawa geriba (kantung empat air) yang berisi air, ibu Isma'il
minum dari persediaan air dalam geriba tersebut sehingga dia dapat menyusui
bayinya. Ketika tiba di Makkah, Ibrahim menempatkan keduanya di bawah sebuah
gubuk. Tatkala Ibrahim hendak kembali kepada keluarganya, ibu Isma'il
mengikutinya di belakang hingga ketika sampai di dataran yang agak
tinggi/gundukan, ibu Isma'il memanggilnya dari belakang; "Wahai Ibrahim, kepada
siapa engkau meninggalkan kami?". Ibrahim menjawab; "Kepada Allah". Hajar
berkata; "Kalau begitu, Aku telah ridla kepada Allah". Perawi berkata; "Lalu
Hajar kembali (ke tempat semula dia dan minum geriba kunonya dan bisa menyusui
bayinya hingga ketika air persediaan habis dia berkata; "Sebaiknya aku pergi dan
melihat-lihat barangkali ada orang". Perawi berkata; "Maka dia pergi dan naik ke
atas bukit Shafaa lalu melihat-lihat apakah ada orang namun dia tidak merasakan
ada seorangpun. Ketika sampai di lembah dia lari-lari kecil dan mendatangi
Marwa, ia lakukan yang demikian berkali-kali. Kemudian dia berkata; "Sebaiknya
aku pergi dan melihatnya, yang dimaksudnya adalah bayinya. Maka dia pergi
mendatangi bayinya yang ternyata keadaannya seperti ketika ditinggalkan
seolah-olah menghisap napas-napas kematian sehingga hati Hajar tidak tenang. Dia
berkata; "Sebaiknya aku pergi dan melihat-lihat barangkali ada orang". Maka dia
pergi untuk mendaki bukit Shafaa lalu melihat-lihat namun tidak ada seorangpun
yang ditemuinya hingga ketika dia telah melakukan upaya itu sebanyak tujuh kali
(antara bukir Shafaa dan Marwah) dia berkata; "Sebaiknya aku pergi dan melihat
apa yang terjadi dengan bayiku", ternyata dia mendengar suara, maka dia berkata;
"Tolonglah (aku) jika memang kamu baik". Ternyata (suara itu) adalah malaikat
Jibril 'Alaihissalam. Perawi berkata; Lalu Jibril berbuat dengan tumitnya
begini. Dia mengais-ngais tanah dengan tumitnya". Perawi berkata; "Maka
memancarlah air dan ibu Ism'ail menjadi terperanjat dan segera menampungnya".
Perawi berkata; Berkata Abu Al Qasim shallallahu 'alaihi wasallam: "Seandainya
Hajar membiarkannya pasti air akan mengalir". Perawi berkata; "Maka Hajar minum
dari air (zamzam) itu sehingga dapat menyusui bayinya". Kemudian serombongan
orang dari suku Jurhum lewat di dasar lembah dan mereka melihat ada seekor
burung, seakan mereka tidak percaya, Mereka berkata: "Tidak akan ada burung
melainkan pasti karena ada air". Akhirnya mereka mengutus seorang utusan mereka
untuk melihatnya yang ternyata mereka memang berada di kawasan yang ada air.
Utusan itu kemudian kembali kepada mereka dan mengabarkan (apa yang dilihatnya).
Kemudian mereka menemui Hajar dan berkata; "Wahai Ibu Isma'il, apakah kamu
mengizinkan kami untuk tinggal bersama kamu atau kami hidup bertetangga bersama
kamu?". Kemudian anaknya (Isma'il) tumbuh menjadi seorang pemuda lalu menikah
dengan seorang wanita". Perawi berkata; "Kemudian timbul keinginan pada diri
Ibrahim maka dia berkata kepada keluarganya; "Aku akan pergi melihat keluargaku
yang aku tinggalkan". Perawi berkata; "Maka Ibrahim datang dan memberi salam
seraya berkata; "Kemana Isma'il?". Istri isma'il berkata; "Pergi berburu".
Ibrahim berkata; "Katakanlah kepadanya jika sudah datang supaya dia mengubah
daun pintu rumahnya". Ketika Isma'il datang istrinya menceritakan kedatangan
Ibrahim. Maka Isma'il berkata; "Kamulah yang dimaksud dengan daun pintu itu,
maka kembalilah kamu kepada keluargamu"."Kemudian timbul lagi keinginan pada
diri Ibrahim maka dia berkata kepada keluarganya; "Aku akan pergi melihat
keluargaku yang aku tinggalkan". Ketika tiba, Ibrahim bertanya; Kemana Isma'il".
Istrinya menjawab; "Dia pergi berburu. Apakah tidak sebaiknya anda singgah dulu
dan makan minum bersama kami?". Ibrahim bertanya; "Apa makanan dan minuman
kalian?". Istri Isma'il menjawab; "Makanan kami daging dan minuman kami air".
Lalu Ibrahim berdo'a; "Ya Allah, berkahilah mereka dalam daging dan air mereka".
Abu Al Qasim shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Daging dan air disini penuh
dengan barakah karena barokah doa Ibrahim 'Alaihissalam."Kemudian timbul lagi
keinginan pada diri Ibrahim maka dia berkata kepada keluarganya; "Aku akan pergi
melihat keluargaku yang aku tinggalkan". Maka Ibrahim datang dan bertemu dengan
Isma'il dari balik (sumur) zamzam sedang memperbaiki panahnya lalu berkata;
"Wahai Isma'il, sesungguhnya Rabbmu telah memerintahkan aku agar membangun
rumah". Isma'il berkata; "Taatilah Rabbmu". Ibrahim berkata lagi; "Sesungguhnya
Dia telah memerintahkan aku agar kamu membantu aku dalam pembangunan rumah yang
dimaksud". Isma'il berkata; "Kalau begitu aku akan lakukan", atau seperti yang
dikatakannya. Perawi berkata; Maka keduanya mulai membangun, Ibrahim yang
membangun sedangkan Isma'il membawa bebatuan, keduanya sambil membaca do'a;
("Rabb kami, terimalah (amal) dari kami sesungguhnya Engkau Maha Mendengar dan
Maha Mengetahui". Keduanya terus saja membangun hingga mengelilingi Baitullah
dan keduanya terus saja membaca do'a; ("Rabb kami, terimalah (amal) dari kami
sesunggunya Engkau Maha Mendengar dan Maha Mengetahui"). Perawi berkata;
"Keduanya terus membangun hingga ketika bangunan sudah tinggi dan Ibrahim
sebagai orangtua yang sudah renta agak kepayahan untuk mengangkat batu ke
susunan tembok yang lebih tinggi, dia berdiri di atas batu sebagai tempat
berdirinya (al-Maqam) sedangkan Ismail terus memberinya bebatuan sambil keduanya
terus membaca do'a; ("Rabb kami, terimalah (amal) dari kami sesunggunya Engkau
Maha Mendengar dan Maha Mengetahui") (QS. Albaqarah
128).
No. Hadist: 3115
حَدَّثَنَا مُوسَى بْنُ إِسْمَاعِيلَ حَدَّثَنَا عَبْدُ الْوَاحِدِ
حَدَّثَنَا الْأَعْمَشُ حَدَّثَنَا إِبْرَاهِيمُ التَّيْمِيُّ عَنْ أَبِيهِ قَالَ
سَمِعْتُ أَبَا ذَرٍّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ قُلْتُيَا رَسُولَ اللَّهِ أَيُّ
مَسْجِدٍ وُضِعَ فِي الْأَرْضِ أَوَّلَ قَالَ الْمَسْجِدُ الْحَرَامُ قَالَ قُلْتُ
ثُمَّ أَيٌّ قَالَ الْمَسْجِدُ الْأَقْصَى قُلْتُ كَمْ كَانَ بَيْنَهُمَا قَالَ
أَرْبَعُونَ سَنَةً ثُمَّ أَيْنَمَا أَدْرَكَتْكَ الصَّلَاةُ بَعْدُ فَصَلِّهْ
فَإِنَّ الْفَضْلَ فِيهِ
Telah
bercerita kepada kami Musa bin Isma'il telah bercerita kepada kami 'Abdul Wahid
telah bercerita kepada kami Al A'masy telah bercerita kepada kami Ibrahim
at-Taymiy dari bapaknya berkata aku mendengar Abu Dzarr radliallahu 'anhu
berkata; "Aku bertanya kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam,
masjid apakah yang pertama di bangun di muka bumi ini?". Beliau menjawab:
"al-Masjidil Haram". Dia berkata, aku tanya lagi; "Kemudian apa?". Beliau
menjawab: "al-Masjidil Aqshaa". Aku bertanya lagi; "Berapa lama selang waktu
antara keduanya?". Beliau menjawab: "Empat puluh tahun. Kemudian dimana saja
kamu berada dan waktu shalat sudah datang maka shalatlah, karena didalamnya ada
keutamaan".
No. Hadist: 3116
حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مَسْلَمَةَ عَنْ مَالِكٍ عَنْ عَمْرِو
بْنِ أَبِي عَمْرٍو مَوْلَى الْمُطَّلِبِ عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللَّهُ
عَنْهُأَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ طَلَعَ لَهُ أُحُدٌ
فَقَالَ هَذَا جَبَلٌ يُحِبُّنَا وَنُحِبُّهُ اللَّهُمَّ إِنَّ إِبْرَاهِيمَ
حَرَّمَ مَكَّةَ وَإِنِّي أُحَرِّمُ مَا بَيْنَ لَابَتَيْهَاوَرَوَاهُ عَبْدُ
اللَّهِ بْنُ زَيْدٍ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ
Telah
bercerita kepada kami 'Abdullah bin Maslamah dari Malik dari 'Amru bin Abi
'Amru, maula Al Mutahllib dari Anas bin Malik radliallahu 'anhu bahwa Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam memandang gunung Uhud lalu bersabda:
"Sesungguhnya gunung ini mencintai kita dan kitapun mencintainya. Ya Allah,
sesungguhnya Ibrahim telah mengharamkan (menjadikan suci) kota Makkah dan aku
pun mengharamkan kota yang berada di antara dua batu hitam (Madinah) ". Dan
diriwayatkan pula oleh 'Abdullah bin Zaid dari Nabi shallallahu 'alaihi
wasallam.
No. Hadist: 3117
حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ يُوسُفَ أَخْبَرَنَا مَالِكٌ عَنْ ابْنِ
شِهَابٍ عَنْ سَالِمِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ أَنَّ ابْنَ أَبِي بَكْرٍ أَخْبَرَ
عَبْدَ اللَّهِ بْنَ عُمَرَ عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ زَوْجِ
النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَأَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ أَلَمْ تَرَيْ أَنَّ قَوْمَكِ لَمَّا بَنَوْا الْكَعْبَةَ
اقْتَصَرُوا عَنْ قَوَاعِدِ إِبْرَاهِيمَ فَقُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَلَا
تَرُدُّهَا عَلَى قَوَاعِدِ إِبْرَاهِيمَ فَقَالَ لَوْلَا حِدْثَانُ قَوْمِكِ
بِالْكُفْرِفَقَالَ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ عُمَرَ لَئِنْ كَانَتْ عَائِشَةُ سَمِعَتْ
هَذَا مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا أُرَى أَنَّ
رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَرَكَ اسْتِلَامَ
الرُّكْنَيْنِ اللَّذَيْنِ يَلِيَانِ الْحِجْرَ إِلَّا أَنَّ الْبَيْتَ لَمْ
يُتَمَّمْ عَلَى قَوَاعِدِ إِبْرَاهِيمَ وَقَالَ إِسْمَاعِيلُ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ
مُحَمَّدِ بْنِ أَبِي بَكْرٍ
Telah
bercerita kepada kami 'Abdullah bin Yusuf telah mengabarkan kepada kami Malik
dari Ibnu Syihab dari Salim bin 'Abdullah bahwa Ibnu Abu Bakr telah mengabarkan
kepada 'Abdullah bin 'Umar dari 'Aisyah, istri Nabi shallallahu 'alaihi wasallam
radliallahu 'anhum bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
"Tahukah kamu bahwa kaummu ketika membangun Ka'bah (memperbaikinya), mereka
menggesernya dari posisi pondasi yang dibangun oleh Ibrahim". Aku bertanya;
"Wahai Rasulullah, apakah tidak sebaiknya baginda kembalikan kepada posisi
pondasi yang dibangun Ibrahim?". Beliau bersabda: "Seandainya tidak
mempertimbangkan keadaan kaummu yang baru saja meninggalkan (zaman) kekafiran,
(tentu aku sudah mengembalikannya) ". Maka 'Abdullah bin 'Umar mengatakan,
kalaulah 'Aisyah radliallahu 'anha mendengar ini dari Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam, maka aku sependapat bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam tidak pernah meninggalkan mengusap dua rukun (tiang yamani) yang berada
didepan hajar aswad ini, karena Baitullah tak lagi dibangun di atas pondasi yang
dibangun oleh Ibrahim 'Alaihissalam ". Isma'il berkata; 'Abdullah bin
Muhammad bin Abu Bakr (sebagai ganti penyebutan sekaligus nama sesungguhnya dari
Ibnu Abi Bakr, perawi dari hadits ini).
No. Hadist: 3118
حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ يُوسُفَ أَخْبَرَنَا مَالِكُ بْنُ
أَنَسٍ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِي بَكْرِ بْنِ مُحَمَّدِ بْنِ عَمْرِو بْنِ
حَزْمٍ عَنْ أَبِيهِ عَنْ عَمْرِو بْنِ سُلَيْمٍ الزُّرَقِيِّ أَخْبَرَنِي أَبُو
حُمَيْدٍ السَّاعِدِيُّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّهُمْقَالُوا يَا رَسُولَ
اللَّهِ كَيْفَ نُصَلِّي عَلَيْكَ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ قُولُوا اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَأَزْوَاجِهِ وَذُرِّيَّتِهِ
كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَأَزْوَاجِهِ
وَذُرِّيَّتِهِ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ إِنَّكَ حَمِيدٌ
مَجِيدٌ
Telah
bercerita kepada kami 'Abdullah bin Yusuf telah mengabarkan kepada kami Malik
bin Anas dari 'Abdullah bin Abi Bakr bin Muhammad bin 'Amru bin Hazm dari
bapaknya dari 'Amru bin Sulaim Az Zuraqiy telah mengabarkan kepadaku Abu Humaid
as-Sa'idiy radliallahu 'anhu bahwa mereka berkata; "Wahai Rasulullah,
bagaimana caranya kami bershalawat kepada baginda?". Maka Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam bersabda: "Ucapkanlah; Allahumma shalli 'alaa Muhammadin wa
azwaajihi wa dzurriyyatihii kamaa shollaita 'alaa aali Ibrahim wa baarik 'alaa
Muhammadin wa azwaajihi wa dzurriyyatihii kamaa baarakta 'alaa aali Ibrahim
innaka hamiidun majiid" (Ya Allah berilah shalawat kepada Muhammad,
istri-istrinya dan anak keturunannya sebagaimana Engkau telah memberi shalawat
kepada keluarga Ibrahim dan berilah barakah kepada Muhammad, istri-istrinya dan
anak keturunannya sebagaimana Engkau telah memberi barakah kepada keluarga
Ibrahim. Sesungguhnya Engkah Maha Terpuji dan Maha Mulia)
".
No. Hadist: 3119
حَدَّثَنَا قَيْسُ بْنُ حَفْصٍ وَمُوسَى بْنُ إِسْمَاعِيلَ قَالَا
حَدَّثَنَا عَبْدُ الْوَاحِدِ بْنُ زِيَادٍ حَدَّثَنَا أَبُو فَرْوَةَ مُسْلِمُ
بْنُ سَالِمٍ الْهَمْدَانِيُّ قَالَ حَدَّثَنِي عَبْدُ اللَّهِ بْنُ عِيسَى سَمِعَ
عَبْدَ الرَّحْمَنِ بْنَ أَبِي لَيْلَى قَالَ لَقِيَنِي كَعْبُ بْنُ عُجْرَةَ
فَقَالَأَلَا أُهْدِي لَكَ هَدِيَّةً سَمِعْتُهَا مِنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقُلْتُ بَلَى فَأَهْدِهَا لِي فَقَالَ سَأَلْنَا رَسُولَ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقُلْنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ كَيْفَ
الصَّلَاةُ عَلَيْكُمْ أَهْلَ الْبَيْتِ فَإِنَّ اللَّهَ قَدْ عَلَّمَنَا كَيْفَ
نُسَلِّمُ عَلَيْكُمْ قَالَ قُولُوا اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ
مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ إِنَّكَ
حَمِيدٌ مَجِيدٌ اللَّهُمَّ بَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا
بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ إِنَّكَ حَمِيدٌ
مَجِيدٌ
Telah
bercerita kepada kami Qais bin Hafsh dan Musa bin Isma'il keduanya berkata telah
bercerita kepada kami 'Abdul Wahid bin Ziyad telah bercerita kepada kami Abu
Farwah Muslim bin Salim Al Hamdaniy berkata telah bercerita kepadaku 'Abdullah
bin 'Isa dia mendengar 'Abdur Rahman bi Abi Laila berkata; Ka'ab bin 'Ujrah
menemui aku lalu berkata; "Maukah kamu aku hadiahkan suatu hadiah yang aku
mendengarnya dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam". Aku jawab; "Ya,
hadiahkanlah aku". Lalu dia berkata; "Kami pernah bertanya kepada Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam; "Wahai Rasulullah, bagaimana caranya kami
bershalawat kepada tuan-tuan kalangan Ahlul Bait sementara Allah telah
mengajarkan kami bagaimana cara menyampaikan salam kepada kalian?". Maka Beliau
bersabda: "Ucapkanlah; Allahumma shalli 'alaa Muhammadin wa 'alaa aali Muhammad
kamaa shollaita 'alaa Ibrahiim wa 'alaa aali Ibrahim innaka hamiidun majid.
Allahumma baarik 'alaa Muhammadin wa 'alaa aali Muhammadin kamaa baarakta 'alaa
Ibrahiim wa 'alaa aali Ibrahim innaka hamiidun majiid" (Ya Allah berilah
shalawat kepada Muhammad dan kepada keluarga Muhammad sebagaimana Engkau telah
memberi shalawat kepada Ibrahiim dan kepada keluarga Ibrahim, sesungguhnya
Engkah Maha Terpuji dan Maha Mulia. Ya Allah berilah barakah kepada Muhammad dan
keluarga Muhammad sebagaimana Engkau telah memberi barakah kepada Ibrahim dan
kepada keluarga Ibrahim, sesungguhnya Engkah Maha Terpuji dan Maha Mulia)
".
No. Hadist: 3120
حَدَّثَنَا عُثْمَانُ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ حَدَّثَنَا جَرِيرٌ عَنْ
مَنْصُورٍ عَنْ الْمِنْهَالِ عَنْ سَعِيدِ بْنِ جُبَيْرٍ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ
رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَكَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
يُعَوِّذُ الْحَسَنَ وَالْحُسَيْنَ وَيَقُولُ إِنَّ أَبَاكُمَا كَانَ يُعَوِّذُ
بِهَا إِسْمَاعِيلَ وَإِسْحَاقَ أَعُوذُ بِكَلِمَاتِ اللَّهِ التَّامَّةِ مِنْ
كُلِّ شَيْطَانٍ وَهَامَّةٍ وَمِنْ كُلِّ عَيْنٍ لَامَّةٍ
Telah
bercerita kepada kami 'Utsman bin Abi Staibah telah bercerita kepada kami Jarir
dari Manshur dari Al Minhal dari Sa'id bin Jubair dari Ibnu 'Abbas radliallahu
'anhuma berkata; "Nabi shallallahu 'alaihi wasallam biasa memohonkan
perlindungan untuk Al Hasan dan Al Husein (dua cucu Beliau) dan berkata;
"Sesungguhnya nenek moyang kamu pernah memohonkan perlindungan untuk Isma'il dan
Ishaq dengan kalimat ini: A'uudzu bi kalimaatillaahit taammati min kulli
syaitaani wa haammatin wa min kuli 'ainin laammah" ("Aku berlindung dengan
kalimat-kalimat Allah yang sempurna dari setiap setan dan segala makhluq berbisa
dan begitupun dari setiap mata jahat yang mendatangkan
petaka").
loading...
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa