Bab: Syarat-syarat
dalam wakaf
No. Hadist: 2532
حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيدٍ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ
اللَّهِ الْأَنْصَارِيُّ حَدَّثَنَا ابْنُ عَوْنٍ قَالَ أَنْبَأَنِي نَافِعٌ عَنْ
ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا أَنْ عُمَرَ بْنَ الْخَطَّابِ أَصَابَ
أَرْضًا بِخَيْبَرَ فَأَتَى النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
يَسْتَأْمِرُهُ فِيهَا فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنِّي أَصَبْتُ أَرْضًا
بِخَيْبَرَ لَمْ أُصِبْ مَالًا قَطُّ أَنْفَسَ عِنْدِي مِنْهُ فَمَا تَأْمُرُ بِهِ
قَالَ إِنْ شِئْتَ حَبَسْتَ أَصْلَهَا وَتَصَدَّقْتَ بِهَا قَالَ فَتَصَدَّقَ بِهَا
عُمَرُ أَنَّهُ لَا يُبَاعُ وَلَا يُوهَبُ وَلَا يُورَثُ وَتَصَدَّقَ بِهَا فِي
الْفُقَرَاءِ وَفِي الْقُرْبَى وَفِي الرِّقَابِ وَفِي سَبِيلِ اللَّهِ وَابْنِ
السَّبِيلِ وَالضَّيْفِ لَا جُنَاحَ عَلَى مَنْ وَلِيَهَا أَنْ يَأْكُلَ مِنْهَا
بِالْمَعْرُوفِ وَيُطْعِمَ غَيْرَ مُتَمَوِّلٍ قَالَ فَحَدَّثْتُ بِهِ ابْنَ
سِيرِينَ فَقَالَ غَيْرَ مُتَأَثِّلٍ مَالًا
Telah bercerita kepada kami Qutaibah bin Sa'id telah bercerita kepada kami Muhammad bin 'Abdullah Al Anshariy telah bercerita kepada kami Ibnu 'Aun berkata Nafi' memberitakan kepadaku dari Ibnu 'Umar radliallahu 'anhuma bahwa 'Umar
bin Al Khaththab radliallahu 'anhu mendapat bagian lahan di Khaibar lalu dia
menemui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam untuk meminta pendapat Beliau tentang
tanah lahan tersebut dengan berkata: "Wahai Rasulullah, aku mendapatkan lahan di
Khaibar dimana aku tidak pernah mendapatkan harta yang lebih bernilai selain
itu. Maka apa yang Tuan perintahkan tentang tanah tersebut?" Maka Beliau
berkata: "Jika kamu mau, kamu tahan (pelihara) pepohonannya lalu kamu dapat
bershadaqah dengan (hasil buah) nya". Ibnu 'Umar radliallahu 'anhu berkata:
"Maka 'Umar menshadaqahkannya dimana tidak dijualnya, tidak dihibahkan dan juga
tidak diwariskan namun dia menshadaqahkannya untuk para faqir, kerabat, untuk
membebaskan budak, fii sabilillah, ibnu sabil dan untuk menjamu tamu. Dan tidak
dosa bagi orang yang mengurusnya untuk memakan darinya dengan cara yang ma'ruf
(benar) dan untuk memberi makan orang lain bukan bermaksud menimbunnya. Perawi
berkata; "Kemudian aku ceritakan hadits ini kepada Ibnu Sirin maka dia berkata:
"ghoiru muta'atstsal maalan artinya tidak mengambil harta anak yatim untuk
menggabungkannya dengan hartanya"
loading...
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa