Bab: Wajibnya sai
antara Shafa dan Marwa, dan Allah menjadikannya termasuk dari syiar-syiar
Nya
No. Hadist: 1534
حَدَّثَنَا أَبُو الْيَمَانِ أَخْبَرَنَا شُعَيْبٌ عَنْ الزُّهْرِيِّ
قَالَ عُرْوَةُ سَأَلْتُ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا فَقُلْتُ لَهَا
أَرَأَيْتِ قَوْلَ اللَّهِ تَعَالَى } إِنَّ الصَّفَا وَالْمَرْوَةَ مِنْ شَعَائِرِ اللَّهِ فَمَنْ حَجَّ
الْبَيْتَ أَوْ اعْتَمَرَ فَلَا جُنَاحَ عَلَيْهِ أَنْ يَطَّوَّفَ
بِهِمَا { فَوَاللَّهِ مَا عَلَى أَحَدٍ جُنَاحٌ أَنْ لَا يَطُوفَ بِالصَّفَا
وَالْمَرْوَةِ قَالَتْ بِئْسَ مَا قُلْتَ يَا ابْنَ أُخْتِي إِنَّ هَذِهِ لَوْ
كَانَتْ كَمَا أَوَّلْتَهَا عَلَيْهِ كَانَتْ لَا جُنَاحَ عَلَيْهِ أَنْ لَا
يَتَطَوَّفَ بِهِمَا وَلَكِنَّهَا أُنْزِلَتْ فِي الْأَنْصَارِ كَانُوا قَبْلَ أَنْ
يُسْلِمُوا يُهِلُّونَ لِمَنَاةَ الطَّاغِيَةِ الَّتِي كَانُوا يَعْبُدُونَهَا
عِنْدَ الْمُشَلَّلِ فَكَانَ مَنْ أَهَلَّ يَتَحَرَّجُ أَنْ يَطُوفَ بِالصَّفَا
وَالْمَرْوَةِ فَلَمَّا أَسْلَمُوا سَأَلُوا رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ ذَلِكَ قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّا كُنَّا
نَتَحَرَّجُ أَنْ نَطُوفَ بَيْنَ الصَّفَا وَالْمَرْوَةِ فَأَنْزَلَ اللَّهُ
تَعَالَى } إِنَّ الصَّفَا وَالْمَرْوَةَ مِنْ شَعَائِرِ اللَّهِ { الْآيَةَ قَالَتْ
عَائِشَةُ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا وَقَدْ سَنَّ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الطَّوَافَ بَيْنَهُمَا فَلَيْسَ لِأَحَدٍ أَنْ يَتْرُكَ
الطَّوَافَ بَيْنَهُمَا ثُمَّ أَخْبَرْتُ أَبَا بَكْرِ بْنَ عَبْدِ الرَّحْمَنِ
فَقَالَ إِنَّ هَذَا لَعِلْمٌ مَا كُنْتُ سَمِعْتُهُ وَلَقَدْ سَمِعْتُ رِجَالًا
مِنْ أَهْلِ الْعِلْمِ يَذْكُرُونَ أَنَّ النَّاسَ إِلَّا مَنْ ذَكَرَتْ عَائِشَةُ
مِمَّنْ كَانَ يُهِلُّ بِمَنَاةَ كَانُوا يَطُوفُونَ كُلُّهُمْ بِالصَّفَا
وَالْمَرْوَةِ فَلَمَّا ذَكَرَ اللَّهُ تَعَالَى الطَّوَافَ بِالْبَيْتِ وَلَمْ
يَذْكُرْ الصَّفَا وَالْمَرْوَةَ فِي الْقُرْآنِ قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ
كُنَّا نَطُوفُ بِالصَّفَا وَالْمَرْوَةِ وَإِنَّ اللَّهَ أَنْزَلَ الطَّوَافَ
بِالْبَيْتِ فَلَمْ يَذْكُرْ الصَّفَا فَهَلْ عَلَيْنَا مِنْ حَرَجٍ أَنْ
نَطَّوَّفَ بِالصَّفَا وَالْمَرْوَةِ فَأَنْزَلَ اللَّهُ تَعَالَى } إِنَّ الصَّفَا
وَالْمَرْوَةَ مِنْ شَعَائِرِ اللَّهِ { الْآيَةَ قَالَ أَبُو بَكْرٍ فَأَسْمَعُ هَذِهِ الْآيَةَ نَزَلَتْ فِي
الْفَرِيقَيْنِ كِلَيْهِمَا فِي الَّذِينَ كَانُوا يَتَحَرَّجُونَ أَنْ يَطُوفُوا
بِالْجَاهِلِيَّةِ بِالصَّفَا وَالْمَرْوَةِ وَالَّذِينَ يَطُوفُونَ ثُمَّ
تَحَرَّجُوا أَنْ يَطُوفُوا بِهِمَا فِي الْإِسْلَامِ مِنْ أَجْلِ أَنَّ اللَّهَ
تَعَالَى أَمَرَ بِالطَّوَافِ بِالْبَيْتِ وَلَمْ يَذْكُرْ الصَّفَا حَتَّى ذَكَرَ
ذَلِكَ بَعْدَ مَا ذَكَرَ الطَّوَافَ بِالْبَيْتِ
Telah menceritakan kepada kami Abu Al Yaman telah mengabarkan kepada kami Syu'aib dari Az Zuhriy, berkata, 'Urwah: Aku bertanya kepada 'Aisyah radliallahu 'anha, kataku kepadanya: "Bagaimana pendapatmu tentang
firman Allah Ta'ala (QS Al Baqarah 158) yang artinya: ("Sesungguhnya Ash-Shafaa
dan Al Marwah adalah sebahagian dari syi'ar-syi'ar Allah, maka barangsiapa yang
beribadah haji ke Baitullah atau ber'umrah, maka tidak ada dosa baginya
mengerjakan sa'iy antara keduanya"), dan demi Allah tidak ada dosa bagi
seseorang untuk tidak ber thawaf (sa'iy) antara bukit Ash-Shafaa dan Al Marwah".
'Aisyah radliallahu 'anha berkata: "Buruk sekali apa yang kamu katakan itu wahai
putra saudariku. Sesungguhnya ayat ini bila tafsirannya menurut pendapatmu tadi
berarti tidak berdosa bila ada orang yang tidak melaksanakan sa'iy antara
keduanya. Akan tetapi ayat ini turun berkenaan dengan Kaum Anshar, yang ketika
mereka belum masuk Islam, mereka berniat hajji untuk patung Manat Sang Thoghut
yang mereka sembah di daerah Al Musyallal. Waktu itu, barangsiapa yang berniat
hajji, dia merasa berdosa bila harus sa'iy antara bukit Ash-Shafaa dan Al Marwah
(karena demi menghormatii patung mereka itu). Setelah mereka masuk Islam, mereka
bertanya kepada Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam tentang masalah itu,
mereka berkata: "Wahai Rasulullah, kami merasa berdosa bila melaksanakan sa'iy
antara bukit Ash-Shafaa dan Al Marwah". Maka kemudian Allah Ta'ala menurunkan
ayat ("Sesungguhnya Ash-Shafaa dan Al Marwah adalah sebahagian dari
syi'ar-syi'ar Allah"). 'Aisyah radliallahu 'anha berkata: "Sungguh Rasulullah
Shallallahu'alaihiwasallam telah mencontohkan sa'iy antara kedua bukit tersebut
dan tidak boleh seorangpun untuk meninggalkannya". Kemudian aku kabarkan hal ini
kepada Abu Bakar bin 'Abdurrahman, maka katanya: "Sungguh ini suatu ilmu yang
aku belum pernah mendengar sebelumnya, padahal aku sudah mendengar dari
orang-orang ahli ilmu yang menyebutkan bahwa diantara manusia, selain
orang-orang yang diterangkan oleh 'Aisyah radliallahu 'anha itu, ada yang dahulu
melaksanakan ihram untuk Manat, mereka juga melaksanakan sa'iy antara bukit
Ash-Shafaa dan Al Marwah. Ketika Allah menyebutkan thawaf di Ka'bah Baitullah
tapi tidak menyebut sa'iy antara bukit Ash-Shafaa dan Al Marwah dalam Al Qur'an,
mereka bertanya kepada: "Wahai Rasulullah, dahulu kami melaksanakan thawaf
(sa'iy) antara bukit Ash-Shafaa dan Al Marwah dan Allah telah menurunkan ayat
tentang thawaf di Ka'bah Baitullah tanpa menyebut Ash-Shafaa, apakah berdosa
bagi kami bila kami sa'iy antara bukit Ash-Shafaa dan Al Marwah?". Maka Allah
Ta'ala menurunkan ayat ("Sesungguhnya Ash-Shafaa dan Al Marwah adalah sebahagian
dari syi'ar Allah"). Abu Bakar bin 'Abdurrahman berkata: "Maka aku mendengar
bahwa ayat ini turun untuk dua golongan orang yaitu golongan orang-orang yang
merasa berdosa karena pernah melaksanakan sa'i antara bukit Ash-Shafaa dan Al
Marwah saat mereka masih jahiliyyah (karena pernah melaksanakan untuk patung
Manat), dan golongan orang-orang yang pernah melaksanakannya namun merasa
berdosa bila melaksanakannya kembali setelah masuk Islam karena Allah pada
mulanya hanya menyebutkan thawaf di Ka'bah Baitullah dan tidak menyebut
Ash-Shafaa hingga kemudian Dia menyebutkannya setelah memerintahkan thawaf di
Ka'bah Baitullah".
loading...
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa