Oleh : Admin Suara Madinah
Mahasiswa Islamic University of Madinah, Saudi Arabia
Ketika bangsa Arab yang benar-benar terpuruk yang hampir
tidak bisa diharapkan apapun dari mereka selain perang sesama, Memakan bangkai,
Gemar berjudi, Menyembah berhala, Membunuh anak perempuan dan gemar memutuskan
silaturahim, diutuslah seorang Rasul dari kalangan mereka yang memang dijaga
Allah semenjak lahirnya untuk membawa bangsa Arab sebagai pengusung obor dunia
mulai dari gunung-gunung menjulang di dataran Cina hingga ujung Kota bordeux,
Perancis.
Para Ilmuan timur dan barat dibuat bingung, apakah ''Teori''
hebat yang dipakai oleh Muhammad sehingga mampu membawa bangsa padang pasir
yang terkenal garang dan keji justru menjadi punggawa sejarah emas dunia.
Maka jawabannya adalah Tauhid atau yang lebih dikenal dengan
FIQIH AKBAR.
Kenapa harus Tauhid untuk memulai Start dalam memperbaiki
Umat Ini ?
Maka ada baiknya jika kita melihat kisahnya Muadz Bin Jabal
ketika diutus oleh Rasulullah Shalaallahu'alaihi wasallam ke negeri Yaman
berikut :
Tatkala Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam mengutusku,
beliau bersabda:
“Sungguh kamu akan mendatangi orang-orang ahli kitab (Yahudi
dan Nasrani), maka hendaklah pertama kali yang harus kamu sampaikan kepada
mereka adalah syahadat La Ilaha IllAllah – dalam riwayat yang lain disebutkan
“supaya mereka mentauhidkan Allah”-, jika mereka mematuhi apa yang kamu
dakwahkan, maka sampaikan kepada mereka bahwa Allah telah mewajibkan kepada
mereka sholat lima waktu dalam sehari semalam, jika mereka telah mematuhi apa
yang telah kamu sampaikan, maka sampaikanlah kepada mereka bahwa Allah telah
mewajibkan kepada mereka zakat, yang diambil dari orang-orang kaya diantara
mereka dan diberikan pada orang-orang yang fakir. Dan jika mereka telah
mematuhi apa yang kamu sampaikan, maka jauhkanlah dirimu dari harta pilihan
mereka, dan takutlah kamu dari doanya orang-orang yang teraniaya, karena
sesungguhnya tidak ada tabir penghalang antara doanya dan Alloh” (HR. Bukhori
dan Muslim).
Ya, di dalam hadits ini Perintah agar bertauhid terletak
paling pertama sebelum kewajiban Shalat dan Zakat.
INFLASI AKIDAH SEBAGAI ALASAN TERPURUKNYA UMAT
Sebagai negara dengan jumlah Muslim terbanyak di dunia,
Indonesia seharusnya menjadi contoh bagi negara-negara Islam lain. Namun
ternyata kuantitas yang bengkak tidak selalu berarti kualitas yang bengkak pula
bahkan Muslim Minoritas di Eropa rata-rata lebih baik agamanya di banding yang
mayoritas di Indonesia.
Mulai dari masalah penggelapan dana, pembunuhan, pencurian
dan maksiat yang seharusnya tak dilakukan oleh seorang Muslim, justru dilakukan
oleh seorang Muslim meski hanya di KTP belaka.
Kenapa demikian ? Hal itu terjadi karena kaum Muslimin tidak
lagi peduli terhadap Akidahnya bahkan mungkin baru pertama kali mendengar kata
Akidah.
Benar keadaan kita tidak seburuk bangsa Arab sebelum
Rasulullah Diutus, walau tidak ada yang membunuh anak perempuan ataupun
menyembah berhala akan tetapi sudah banyak prilaku menyimpang yang menjurus ke
arah tersebut.
Justru dengan keadaan kita yang lebih baik dari bangsa Arab
dahulu, peluang untuk kembali mencapai kegemilangan islam seharusnya dapat
dicapai dengan mudah jika kita memakai Cara Rasulullah Shalallahu 'alaihi
wasallam dengan memperbaiki Akidah terlebih dahulu.
Sebagai contoh : Masih banyak kaum Muslimin yang awam yang
gemar meminta ''Petunjuk'' atau ''Ngalap'' Barokah di kuburan-kuburan sambil
Shalat dan berdoa ke Arahnya dengan berdalih bahwasannya mereka adalah
Orang-orang Shalih yang boleh dimintai.
Kalau begini Akidahnya, kemana Sifat Allah yang maha melihat
dan maha mendengar ? Apakah perlu untuk disampaikan ke Mayat dahulu baru di
dengar Allah ? Maka jawabannya tidak.
''Ingatlah, hanya kepunyaan Allah-lah agama yang bersih
(dari syirik). Dan orang-orang yang mengambil pelindung selain Allah (berkata):
"Kami tidak menyembah mereka melainkan supaya mereka mendekatkan kami
kepada Allah dengan sedekat-dekatnya". Sesungguhnya Allah akan memutuskan
di antara mereka tentang apa yang mereka berselisih padanya. Sesungguhnya Allah
tidak menunjuki orang-orang yang pendusta dan sangat ingkar. ''(Az-Zumar 3).
Dari ‘Aisyah radhiallahu'anha bahwa Ummu Habibah dan Ummu
Salamah radhiallahu'anhuma menceritakan kepada Rasulullah shalallahu 'alahi
wassalam tentang gereja dengan rupaka-rupaka yang ada di dalamnya yang
dilihatnya di negeri Habasyah (Ethiopia). Maka, beliau shalallahu 'alahi
wassalambersabda:
أُولَئِكَ
قَوْمٌ إِذَا مَاتَ فِيْهِمُ
الْعَبْدُ الصَّالِحُ أَوِ الرَّجُلُ الصَّالِحُ
بَنَوْا عَلَى قَبْرِهِ مَسْجِدًا
وَصَوَّرُوْا فِيْهِ تِلْكَ الصُّوَرَ،
أُوْلَئِكَ شِرَارُ الْخَلْقِ عِنْدَ
اللهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ.
“Mereka itu adalah suatu kaum,
apabila ada seorang hamba yang shalih atau seorang yang shalih meninggal di
antara mereka, mereka bangun di atas kuburannya sebuah tempat ibadah dan mereka
buat di dalam tempat itu rupaka-rupaka. Mereka itulah makhluk yang paling buruk
di hadapan Allah pada hari Kiamat.” (HR. Bukhari-Muslim).
SYIRIK SEBAGAI LAWAN TAUHID
Lantas apakah Syirik itu seperti dosa biasa seperti
Berbohong ataukah berbahaya seperti dosa membunuh ?
Maka jawabannya adalah bahwa Dosa Syirik adalah dosa yang
letaknya paling bawah sebagaimana bawahnya neraka Jahim bagi pelakunya jika
tidak bertobat dengan taubatan Nasuha sebelum meninggalnya, jauh dibawah dosa
membunuh apalagi berbohong meski semua dosa mengundang azab.
“Sesungguhnya Allah tidak akan
mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari itu,
bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barang siapa yang mempersekutukan Allah, maka
sungguh ia telah berbuat dosa yang
sangat besar.” (an-Nisaa: 48)
Bahkan Rasulullah mengingatkan Umatnya tentang Syirik yang
paling kecil bahkan lebih beliau takuti dibanding turunnya Dajjal.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Maukah
kamu kuberitahu tentang sesuatau yang menurutku lebih aku khawatirkan terhadap
kalian daripada (fitnah) Al Masih Ad Dajjal? Para sahabat berkata, “Tentu
saja”. Beliau bersabda, “Syirik khafi (yang tersembunyi), yaitu ketika sesorang
berdiri mengerjakan shalat, dia perbagus shalatnya karena mengetahui ada orang
lain yang memperhatikannya“ . (HR. Ahmad, Dihasankan Oleh Syaikh Al-Albani)
bahkan tentang keyakinan ''Jimat'' pun sudah Rasulullah
shalaallahu'alaihiwasallam peringatkan bahsannya Jimat termasuk Kesyirikan
kepada Allah di dalam sabdanya
Dari Utbah bin Amir diriwayatkan bahwa Rasulullah
Shallallahu 'alaihi wa sallam pernah ditemui oleh sekelompok orang, lalu beliau
membaiat sembilan di antara mereka dan tidak membaiat satu yang tersisa. Mereka
bertanya: "Wahai Rasulullah! Engkau membaiat yang sembilan orang, tetapi
tidak membaiat yang satu ini?" Beliau menjawab: "Karena ia
mengalungkan jimat." Orang itupun memasukkan tangannya ke balik bajunya
dan mencopot kalung jimatnya. Lalu Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam
membaiatnya. Beliau bersabda: "Barangsiapa yang mengalungkan jimat, dia
telah berbuat syirik.." (HR. Ahmad, Dishahihkan oleh Al-Albani)
Sekarang pertanyaanya ''Apakah masih penting jika kita
membicarakan masalah Akidah ? Maka jawabannya sangat Tentu dan yang paling
pertama.
BANYAKNYA ALIRAN SESAT SEBAGAI EFEK DARI INFLASI AKIDAH
Belum lama ini muncul seorang yang mengklaim dirinya sebagai
Nabsu alias Nabi Palsu. Namun yang mengherankan kenapa pengikutnya cukup banyak
hingga seribuan orang ?
Ada juga Aliran yang membolehkan Shalat dengan bahasa
Indonesia, Ada juga yang mengatakan tidak wajib berkerudung, menghina Janggut
dan melarang untuk berhaji dengan alasan bahwa Haji adalah adat orang
Arab.
Inilah yang harus dikhawatirkan orang tua terhadap masa
depan anaknya, apakah Aqidah mereka akan terjamin setelah mereka dewasa kelak ?
Gejala-gejala tersebut adalah bukti dan indikasi bahwa
Masyarakat kita sedang mengalami krisis Aqidah yang parah, bahkan sedemikian
parahnya hingga muncullah beberapa tokoh Liberal dari kalangan yang dianggap
sebagai Cendekiawan Islam.
Mulai membolehkan perayaan Agama lain, Bernyanyi bersama di
tempat Ibadah mereka, Mengatakan bahwa kerudung tidak wajib bagi Muslimah,
Mengajak agar tidak berhaji ke Baitullah, Melegalkan aliran Sesat, Menghina
Janggut padahal semua Nabi Allah berjanggut, hingga mengatakan Agama semua
sama.
Kemanakah konsep Tauhid serta Aqidah mereka ? Tidak ada lagi
makna Azan ''Laailaha Illa Allah'' dan ''Muhammada Rasulullah'' sehingga mereka
perlu mengkaji ulang Makna azan meski ribuan titel dan gelar pendidikan melekat
di nama mereka.
MARI BERTAUHID DALAM SEMUA HAL
Tauhid merupakan cabang yang luas, jika seorang benar-benar
mentauhidkan Allah dalam semua kehidupannya, Niscaya keberkahan akan turun dari
langit dan bumi pun mengeluarkan berkahnya. Sehingga, Profesi apapun yang ia
geluti jika diiringi dengan Tauhid yang sempurna kepada Allah niscaya menjadi
barokah layaknya pohon yang diberi air dan pupuk sehingga menghasilkan buah.
Jika anda Adalah seorang Pekerja, maka bertauhidlah kepada
Allah sehingga anda akan merasa terus diawasi oleh Allah dan rajin dalam
bekerja, jika anda seorang penegak hukum maka bertauhidlah kepada Allah
sehingga pertolongan Allah akan datang dalam menegakkan keadilan dan membuat
rakyat mencintai kita, jika anda seorang Guru maka bertauhidlah kepada Allah
dan sungguh sungguhlah dalam mengajar anak didik agar kelak Ilmu mereka Barokah
dan menjadi ladang amal jariah setelah kita tiada.
Allah berfirman di dalam Hadits Qudsi :
“Dan barangsiapa yang menemuiKu
dengan (membawa) dosa sepenuh bumi sekalipun, namun dia tidak menye-kutukan Aku
dengan sesuatu apapun, pasti Aku akan menemuinya dengan membawa ampunan yang
semisal itu.” (HR. Muslim)
BAGAIMANA MEMPERBAIKI UMAT ?
Rasulullah Shalallahu'alaihi wasallam bersabda
“Jika kalian berjual beli dengan
cara ‘inah (Riba atau bunga), mengikuti ekor sapi (maksudnya: sibuk dengan
peternakan), ridha dengan bercocok tanam (maksudnya: sibuk dengan pertanian)
dan meninggalkan jihad (yang saat itu fardhu ‘ain), maka Allah akan menguasakan
kehinaan atas kalian. Allah tidak akan mencabutnya dari kalian hingga kalian
kembali kepada agama kalian.” (HR.Abu Daud).
Di dalam Hadits di atas jelas bahwa sebab-sebab kehinaan
karena meninggalkan agama. Bisa anda lihat tidak lagi anak-anak muda zaman
sekarang gemar ke Masjid untuk mengaji ketika Sore hari. Akan tetapi kebanyakan
menghabiskan waktunya di Warnet (Bermain Game), Jalan-jalan ke Mall atau Cafe
dan mengobrol hingga malam hari.
Pertanyaaanya, Bagaimana kita memulainya ?
Maka ada beberapa tips yang akan kami sampaikan sebagai
Tindakan preventif dalam menjaga Masa depan Akidah Umat.
1. Perbaiki Keluarga dahulu, seperti biasakan agar Shalat
berjamaah bagi laki-laki dan di rumah bagi wanita, Mengaji setelah Maghrib,
pergi kajian agama bersama dan lain-lain. Sehingga sang anak merasa
diperhatikan dan tidak merasa dibiarkan. Jika waktu pagi hingga siang untuk
Dunia, maka sisakan waktu malam untuk keluarga.
2. Mengadakan kajian-kajian Ilmu agama bagi masyarakat
sekitar dengan Ustadz yang betul-betul kompeten dan berilmu di bidangnya,
layaknya seorang petani tidak boleh melakukan operasi karena bukan di bidangnya
atau seorang Dokter tidak akan paham cara bertani karena bukan bidangnya.
3. Kembali kepada AlQuran dan Sunnah serta menjauhi
perkara-perkara baru dalam agama.
Allah berfirman:
"Maka hendaklah orang-orang yang menyalahi perintahnya
(Rasul) takut akan ditimpa fitnah atau ditimpa adzab yang pedih". [An-Nuur
: 63].
Ibnu Abbas Radhiyallahu 'anhu berkata : "Hampir saja
kalian dilempar batu dari atas langit. Kukatakan : Rasulullah Shallallahu
'alaihi wa sallam bersabda, tapi kalian menentangnya dengan ucapan Abu Bakar
dan Umar".
Jika mendahulukan perkataan sahabat terbaik Abu bakar dan
Umar dibanding perkataan Rasulullah dapat mengakibatkan azab, lantas bagaimana
jika mendahulukan perkataan orang yang tidak lebih mulia dari mereka?.
4. Memahami Tauhid yang benar dan mendakwahkannya kepada
Manusia serta menjauhi Syirik Besar atau kecil.
Rasulullah Shalaallahu'alaihi wasallam Bersabda :
''Hak Allâh yang menjadi kewajiban para hamba ialah agar
mereka beribadah kepada Allâh saja dan tidak mempersekutukan sesuatupun (syirik)
dengan Allâh. Sedangkan hak hamba yang akan diperoleh dari Allâh ialah bahwa
Allâh tidak akan mengadzab siapapun yang tidak mempersekutukan (syirik) sesuatu
dengan Allâh." Aku (mu'adz) berkata, ‘Wahai Rasûlullâh, tidakkah kabar
gembira ini aku sampaikan kepada orang banyak ?’ Beliau menjawab, "Jangan
engkau kabarkan kepada mereka, sebab mereka akan bergantung (dengan mengatakan:
yang penting tidak syirik-pen)'' [HR. Bukhari dan Muslim].
Demikianlah kiat-kiat memperbaiki Umat yang dapat kami
Rangkum, semoga Allah memudahkan kita dalam memahami Tauhid, Mendakwahkannya
dan mengamalkannya sehingga kita masuk Syurga dengan Ampunan seluas langit dan
bumi. Amin.
Refrensi :
1. Shahih Bukhari.
2. Shahih Muslim.
3. Shahih Muslim.Mudzakirat At Tauhid , Syaikh Dr. Fahd Al
Anazy.
4. Kitabut Tauhiid, Syaikh Muhammad At-Tamimi.
loading...
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa